Bacaan: I Korintus 1:18-31
Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia.- I Korintus 1:25
Semua orang juga tahu kalau keledai adalah binatang yang sangat bodoh, sehingga tak perlu heran kalau banyak orang menggunakan keledai sebagai lambang kebodohan. Tak hanya cap kebodohan yang terlanjur melekat kuat dalam diri keledai, namun kemalasan dan kelambanan juga seringkali menjadi cap yang lain bagi seekor keledai. Tak ada yang bisa dibanggakan dari seekor keledai.
Meski keledai terlanjur memiliki citra yang buruk, bukan berarti selamanya keledai akan direndahkan terus. Kalau tak percaya, tanya saja kepada keledai yang menjadi tungganggan Yesus saat Ia masuk ke Yerusalem dan dielu-elukan banyak orang. Yesus tak memilih kuda yang gagah, tidak juga memilih gajah yang besar. Yesus memilih keledai yang bodoh!Jauh sebelum peristiwa ini, seekor keledai juga pernah dipakai secara luar biasa oleh Tuhan untuk memperingatkan Bileam. Keledai yang bodoh tiba-tiba bisa berbicara dengan fasihnya.
Jika hari ini kita merasa sebagai orang Kristen biasa yang sederhana, tak menonjol, atau bahkan “bodoh” pada pandangan orang dunia, bukan berarti kita biarkan cap kebodohan itu terus melekat pada diri kita. Percayalah bahwa Tuhan ahlinya mengubah yang bodoh menjadi luar biasa, bahkan pada akhirnya kita akan mempermalukan orang dunia. Berapa banyak di antara kita merasa bahwa kita orang yang serba tidak bisa? Ada kabar baik bagi Anda! Di tangan Tuhan, orang yang tidak bisa akan dibuat menjadi serba bisa!
Bukankah Amos juga orang sederhana? Dia adalah seorang peternak domba dari Tekoa. Tapi siapa sangka dia bisa dipakai untuk berbicara di hadapan raja-raja. Bukankah sebagian besar murid Yesus memiliki latar belakang yang sederhana? Tapi segera kita dikejutkan oleh sepak terjang mereka yang luar biasa, bahkan mereka bisa menghadapi imam besar dan pemuka agama dengan jawaban yang sangat bijak. Saat Tuhan memakai seseorang, Ia tidak pernah melihat lebih dulu apakah kita adalah orang yang luar biasa atau orang yang biasa. Ia tidak begitu ambil pusing apakah kita orang yang pandai atau orang yang sederhana. Bahkan Ia tidak begitu peduli apakah kita memiliki bakat memukau atau sebaliknya kita sangat “datar”. Yang pasti, Tuhan akan memakai setiap orang yang mau menyediakan dirinya. Apakah kita siap dipakai Tuhan menjadi alatNya?
0 komentar :
Posting Komentar