25 April, 2014


Bacaan: Matius 5:38-48

Berilah kepada orang yang meminta kepadamu...- Matius 5:42


Di tengah era globalisasi dan kemajuan zaman yang semakin pesat ini ada juga sebagian orang yang kurang beruntung. Orang-orang seperti ini terpaksa harus 
berusaha minta belas kasihan orang lain dengan mengemis. Berbagai cara digunakan oleh orang-orang ini untuk menarik simpat orang lain agar mau memberi. Mulai dari pura-pura sakit dan dengan penampilan yang memprihatinkan. Bahkan ada pengemis yang menyewa bayi untuk menarik belas kasihan orang kepadanya, biasanya dalam sehari pengemis ini memberi uang tiga ribu sampai lima ribu untuk bayi yang disewa! Salah satu desa di kota Brebes terkenal dengan nama desa pengemis, karena pada musim-musim hari raya tertentu mereka memilih mengemis di kota-kota besar daripada bekerja di desa.
Bila diperhatikan dengan seksama, sesungguhnya sebagian dari orang-orang ini ada yang tidak berkekurangan. Namun karena memiliki mental meminta-minta, maka jadilah mereka pengemis. Lepas dari hal ini, kita pun tahu bahwa banyak juga dari antara mereka yang memang hidup di bawah garis kemiskinan. Lalu bagaimana respon kita saat mereka berdiri di depan kita untuk meminta-minta? Tanpa harus menaruh curiga yang berlebihan atau berprasangka yang tidak-tidak, sudah seharusnya kita yang identik dengan kasih bisa memberi sesuatu kepada mereka.
Selain itu, bukankah kita juga tidak akan pernah mau berada di posisi mereka untuk menjadi peminta-minta? Bersyukur sebab Firman Tuhan berkata bahwa tidak dibiarkan orang benar ditinggalkan dan anak cucunya tidak akan pernah meminta roti. Kita tidak perlu memiliki mentalitas seorang pengemis yang selalu meminta-minta dan mengharapkan belas kasihan orang lain. Pada saat yang sama tak perlu kita menghakimi atau menjadi benci dengan pengemis yang sedikit banyak cukup merepotkan kita. Praktekkanlah hidup di dalam kasih. Bagikanlah berkat kepada sesama kita. Tidak ada sesuatu yang lebih indah daripada kita memberi arti penting bagi sesama kita.
Hiduplah di dalam kasih. Ada keindahan di dalam berbagi, termasuk ketika kita memberi dengan kasih.

0 komentar :

Posting Komentar