13 Oktober, 2013


Bacaan: Ayub 3:20-26

Aku tidak mendapat ketenangan dan ketentraman, aku tidak mendapat istirahat,... - Ayub3:26



Sementara menulis artikel ini, saya ngantuk berat, jadi perlu ditemani secangkir kopi. Rasa kantuk yang menyerang bukan tanpa alasan. Ini terjadi karena kemarin malam saya mengalami insomnia (tidak bisa tidur). Masalahnya sih sebenarnya sederhana, saya terbangun gara-gara AC di kamar tiba-tiba mengeluarkan suara derik yang cukup berisik. Saya pun terjaga dan tak lagi bisa tidur. Segala cara saya coba agar cepat lelap, namun sia-sia saja. Tidak bisa tidur satu malam saja saya begitu tersiksa, itu sebabnya saya tidak bisa bayangkan pengidap insomnia yang tiap malam tidak bisa tidur.
Jutaan orang mengalami insomnia. Lebih terkejut lagi ketika saya melihat kenyataan bahwa 30 ton aspirin, pil tidur dan obat penenang dikonsumsi manusia di dunia ini setiap harinya! Inilah penyakit manusia modern. Untuk menikmati tidur saja mereka sangat kesulitan dan perlu dibantu obat-obat penenang. Penyebab insomnia ini bermacam-macam. Namun semuanya bersumber pada pikiran dan jiwa kita. Pikiran dan hati yang diliputi rasa aman, damai, dan tenang tidak akan mengalami kesulitan untuk tidur. Namun sebaliknya, jika kita terus menerus dihantui kekuatiran, ketakutan dan kegelisahan, maka kita akan sulit untuk tidur.
Bagaimana mungkin bisa tidur nyenyak kalau kita memikirkan fluktuasi nilai uang yang naik turun. Atau memikirkan sejumlah saham kita yang terus merosot. Atau memikirkan bagaimana prospek bisnis kita di masa yang akan datang. Belum lagi memikirkan masalah dan tekanan hidup yang datang silih berganti. Bukankah ini kegelisahan yang masuk akal? Namun apakah benar bahwa semua masalah dan tekanan hidup yang berat harus membuat kita tidak bisa tidur?
Kegelisahan tidak akan pernah bisa dijawab oleh aspirin, obat tenang atau obat tidur dalam dosis tinggi sekalipun. Kalau pun obat-obat ini bisa membantu, tentu sifatnya sementara saja. Lagipula, apakah kita mau kalau setiap hari harus menenggak beberapa butir obat tidur dulu sebelum akhirnya bisa memejamkan mata? Jiwa yang tenanglah jawabannya. Ini bisa kita dapatkan kalau kita berani menyerahkan semua kegelisahan, kekuatiran dan ketakutan kita kepada Tuhan. Allah yang adalah sumber damai sejahtera akan melimpahkan karuniaNya kepada kita. Termasuk karunia untuk tidur dalam rasa aman!
Seandainya Anda mengidap insomnia, saya tantang Anda untuk menghentikan obat-obat tidur itu,
sebaliknya membiarkan Tuhan yang memberi rasa tenang dan damai atas kegelisahan Anda.

0 komentar :

Posting Komentar