26 Februari, 2014


Bacaan: Efesus 5:22-33

kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.- Efesus 5:33


Konflik dalam pernikahan adalah wajar. Selama kita masih bisa berkomunikasi maka selalu ada solusi terbaik bagi konflik tersebut. Jika pertengkaran sudah membuat kita berdua menjadi bungkam dan melakukan aksi mogok bicara, bahkan kita masing-masing tidak mau mengalah untuk memulai berbicara, maka masalah lain yang lebih kompleks siap-siap mengancam pernikahan kita. Demikian juga hal ini pernah dialami oleh Abraham Lincoln, presiden AS yang populer itu.
Lincoln bertengkar dengan isterinya dan masing-masing tidak mau mengalah. Mereka berdua unjuk kekuatan siapa yang lebih lama bisa bungkam. Suatu kali Lincoln ingin dibangunkan pagi-pagi karena ada tugas kenegaraan yang sangat penting. Namun ia terlalu gengsi untuk memulai percakapan, itu sebabnya ia hanya menulis pada secarik kertas kepada isterinya, “Bangunkan aku pagi-pagi!” Keesokan harinya Lincoln bangun pada pukul 11, ia sangat terkejut, sekaligus sangat marah pada isterinya. Tapi kemudian ia terdiam karena menemukan secarik kertas yang berbunyi, “Bangun! Sudah pukul 6 pagi!”
Semua petaka itu diawali dari sikap yang saling tidak mau mengalah. Kisah menggelikan dari Lincoln ini kiranya cukup menjadi pelajaran berharga bagi kita. Ketika terjadi perselisihan atau konflik dengan keluarga tak seharusnya kita menjaga gengsi dengan berlebihan. Tak harusnya kita saling keras kepala atau saling menunggu menerima permintaan maaf lebih dulu. Seharusnya kita mau mengalah demi terjalin sebuah komunikasi yang pada akhirnya membawa kita menemukan solusi terbaik bagi masalah kita.
Sikap mengalah bukan berarti kalah. Jangan pula takut kalau nantinya pasangan kita jadi besar kepala dan semakin mau menangnya sendiri. Selama kita bisa mengalah dalam arti yang tepat dan dengan cara yang bijak, ini justru menjadi kunci bagi harmonisnya sebuah keluarga. Bagaimana pun juga konflik dalam berumah tangga atau berkeluarga pasti akan terjadi. Seideal apapun sebuah keluarga, saya tidak percaya kalau keluarga itu tak pernah mengalami konflik. Konflik boleh terjadi, tapi kasih harus tetap dikedepankan. Tidak dikuasai emosi yang berlebihan. Tidak perlu jaga gengsi hingga untuk memulai pembicaraan pun rasanya sangat berat. Sikap mengalah dan mau memulai komunikasi adalah jalan menuju solusi terbaik.
Beranikah Anda mengalah di saat terjadi konflik, dan mencari solusi terbaik?

0 komentar :

Posting Komentar