09 Desember, 2011



Pastor Jose Carol
Jakarta Praise Community Church

Visi bukanlah sesuatu yang datang dari luar tapi sudah ada dalam diri yang akan mengubah hidup kita sepenuhnya.

Ada 1.368 hak paten dan bohlam hanyalah salah satu penemuan Edison paling kecil yang membuatnya terkenal. Nama Walt Disney diberikan sama dengan nama pendeta keluarga Disney.
Walt Disney berkata, “If you can dream it, you can do it.” Jika mampu memimpikannya, kita akan mampu melakukannya.


Ada pernyataan Disney kedua yang jarang dikutip: “always remember that this whole things (Disney Land), started with a dream and a mouse.” Semua dimulai dari satu mimpi dan seekor tikus.

Persamaan antara Edison, Disney, Ray Kroc (pendiri McDonald), Wright Bersaudara, Bill Gates, Dan and Frank Carney (pendiri Pizza Hut), dan Sosrodjojo (yang pertama kali membotolkan teh di Indonesia) adalah kemampuan melihat sesuatu yang tidak dilihat orang-orang pada jamannya. Inilah perbedaan besar antara orang-orang yang mengubah dunia dengan orang lainnya.

Bill Gates mengatakan, “I see one day in every desk, in every home, there will be a personal computer.” Bill Gates menambahkan bahwa hari ini di Amerika pun hanya 40% yang memiliki komputer di rumahnya. Dunia masih begitu besar. 40% saja sudah membuat Bill Gates menjadi manusia paling kaya di dunia. Semua bermula dari mimpi.

Orang yang hidup dalam Tuhan maupun tidak, dapat menikmati kekuatan atau kuasa yang Tuhan tentukan dalam diri seseorang. Persamaan tokoh-tokoh terkenal adalah mampu melihat apa yang tidak dilihat orang-orang pada jamannya.

Tempat-tempat paling mahal di Jakarta saat ini dimiliki oleh orang-orang yang sebelumnya melihat tempat tersebut dapat menjadi sesuatu pada saat orang belum lihat. Developer is someone who can see beyond. Kita harus melihatnya. Masih sangat banyak orang berkata, “saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup. Saya tidak tahu kelak akan jadi apa.”

Mengapa kita memerlukan visi?

A.   Tanpa visi, walau memiliki segudang potensi, hidup kita tidak akan membawa pengaruh apapun. 

Sebuah senjata laras panjang AK-101 punya potensi untuk melakukan sesuatu yang dapat mengubah kehidupan banyak orang. Kehidupan tanpa visi ibarat seseorang yang punya potensi sangat besar namun tidak diarahkan pada arah yang tepat.

Saat menciptakan manusia, Tuhan menempatkan potensi ke dalamnya. Walau jatuh dalam dosa, potensi tidak pernah diambil dari kehidupan manusia. Oleh sebab itu, salah membidik pun akan ada konsekuensinya. Visi ibarat arah yang mengarahkan kehidupan seseorang yang memiliki potensi. Pertanyaannya, “ke arah mana kehidupan kita diarahkan?”

Apakah hidup kita diarahkan untuk menjadi berkat bagi banyak orang atau tidak berarah? JIka tidak, kita tetap memiliki potensi tapi tak membawa pengaruh ke mana-mana. Kita perlu visi. Tanpa tahu ke mana harus pergi, kita tak akan membawa dampak meski penuh potensi dan kemampuan.

Pelatuk (senapan) ibarat aksi yang kita lakukan. Saya memiliki potensi dan visi, namun jika tak pernah ditarik, tidak akan ada yang terjadi. Itu sebabnya Alkitab berkata iman tanpa perbuatan adalah mati.

Oleh karena itu kita perlu melihat. Salah satu yang Tuhan ajarkan adalah melihat dengan mata rohani atau iman kita. Tapi iman saja tak cukup. Kita harus melakukan apa yang perlu dilakukan untuk menaruh potensi kita menjadi aksi dengan visi yang tepat. Kuasa kebenaran firman Tuhan dapat membangkitkan potensi yang ada dalam diri kita sehingga hidup tidak sia-sia.

Ada tiga aksi yang harus kita lakukan setelah memiliki visi.

1.    Putuskan apa yang kita inginkan (be clear about what you want, be spesific)
Banyak orang ingin menjadi kurus, menciptakan lebih banyak uang, punya hubungan yang lebih baik, punya pacar, dan seterusnya. Jika ingin kurus, tentukan berapa kilogram kita ingin kurus. Jika ingin menciptakan lebih banyak uang, berapa jumlah yang kita inginkan? Jika ingin bertemu pacar, yang seperti apa? Harus jelas.

Kalau tidak tahu apa yang diinginkan, kita akan bingung memilih. Tanpa kejelasan, kita tidak akan bisa melangkah jauh. Akibatnya, kita habiskan waktu untuk berputar di tempat. Jika ingin memiliki hubungan yang lebih baik, hubungan yang mana? Dengan siapa?

2.    Tuliskan visi dengan sangat sederhana
Habakuk 2:2
Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya...

Habakuk 2:2 (Amplified)
And the Lord answered me and said, Write the vision and engrave it so plainly upon tablets that everyone who passes may [be able to] read [it easily and quickly] as he hastens by.

Tuhan berkata pada nabi Habakuk untuk menuliskan apa yang ia lihat. Jika kita punya visi, tuliskan dengan jelas dan sederhana. Jangan menuliskannya terlalu rumit sehingga kita sendiri tidak tahu apa yang diinginkan.

Jika ingin mengurangi berat badan, kita perlu tahu lebih dulu berapa banyak yang ingin dikurangi dari tubuh kita (berapa kilogram). Tentukan berapa lama. Harus jelas dan spesifik. Tuliskan apa yang kita inginkan dan kemudian rencanakan.

Ini juga berlaku jika kita ingin sekolah ke luar negeri, menikah, membuka perusahaan. Tulis! Sebelum menulis, kita tidak akan dapat merencanakannya.

3.    Rencanakan bagaimana kita dapat mencapai visi tersebut
Jika ingin mengurangi berat badan, bagaimana cara mencapainya? Tidak hanya karena kita memiliki visi, mimpi, dan cita-cita kemudian segala sesuatunya otomatis terjadi. Rencanakan hidupmu. Untuk diet misalnya, bangun jam enam, lari lima kilometer. 

Tanpa visi, hidup kita tidak berdampak. Punya visi sangat baik namun kita perlu menarik pelatuk agar dapat mengaktivasi potensi dalam diri kita.

Tuhan lahirkan kita dengan kekuatan dan potensi dalam diri. Kita penuh dan berbahaya seperti senjata. Masalahnya, jika tidak diarahkan pada yang tepat dan melakukan hal yang tepat, semua yang ada dalam diri kita tidak dapat diaktifkan untuk membawa dampak dalam kehidupan.

B.   Apapun yang kita lihat menentukan apa yang akan kita dapatkan

Kejadian 13:14-15
(14) Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan,
(15) sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.

Tuhan sedang mengajar Abraham, “semua yang mampu engkau lihat dapat menjadi milikmu.” Namun penggenapan janji Tuhan sangat tergantung pada kemampuan Abraham melihat apa yang ada di hadapannya. Jika Abraham tidak dapat melihatnya, janji Tuhan tidak dapat digenapi dalam kehidupannya.

Jika kita dapat melihat dan memerintahkan gunung rintangan di depan mata untuk berpindah, mengapa harus kita panjat? Masalah kebanyakan manusia bukan karena Tuhan tidak menyediakan hal baik baginya. Masalahnya bukanlah tidak ada visi tapi ketidakmampuan manusia untuk melihat apa yang Tuhan sediakan baginya.

Pertanyaannya saat ini, “apa yang kita lihat dalam kehidupan kita?” Apakah kita sibuk melaporkan masalah pada Tuhan? Mengapa kita tidak sibuk memberi tahu masalah bahwa kita punya Tuhan yang besar? Instead of telling that we have big problem, you better start to tell the problem how big your God is. Kita punya masa depan dan Tuhan yang besar.

Jika dapat melihatnya, kita sudah melihat apa yang ada di belakang gunung. Ada banyak orang sulit melihat. Dapatkah kita bayangkan pernikahan kita berubah, anak berubah, orang tua berubah, perusahaan berubah, masa depan berubah? Apa yang menghalangi pandangan kita? Masalah? Ingat, apa yang kita lihat menentukan apa yang akan kita dapatkan.

Apa yang menghalangi kita melihat?

a.    Kekecewaan Masa Lalu
Ada banyak orang yang saya layani berkata, “saya tidak percaya masa depan. Lihatlah apa yang terjadi atas kehidupan di masa laluku. Tidak mungkin!” Memori atau gambar masa lalu dalam kehidupan dapat membuat kita terpaku. Pandanglah masa depan sehingga kita akan meraihnya!

Jika kita tidak mendobrak batasan ini dan mengijinkan kuasa Tuhan hadir mengaktivasi potensi dalam diri, tidak banyak hal dapat berubah dalam diri kita.

Ada seorang lumpuh yang terbaring 38 tahun di pinggir kolam Bethesda. Di sana ada tiga kelompok orang sakit: lumpuh, buta, dan pincang. Mereka semua menantikan air kolam Bethesda goncang dan barangsiapa “nyebur” pertama, dia akan sembuh. Mereka semua menantikan kesembuhan.

Di antara orang buta, pincang, dan lumpuh, kesempatan yang paling besar dimiliki oleh kelompok mana? Orang buta meski dapat berjalan cepat namun tidak dapat melihat kapan airnya goncang. Orang buta baru tahu air goncang jika kelompok orang pincang dan lumpuh tidak heboh.

Orang pincang-lah yang memiliki kesempatan paling besar. Yang menentukkan siapa lebih dulu masuk kolam adalah tingkat kepincangan: pincang paling parah sampai pincang sedikit-sedikit.

Kesempatan terbesar kedua adalah orang buta. Orang buta lebih besar kesempatannya namun mereka butuh bantuan orang lumpuh untuk tahu kapan goncang. Orang lumpuh menjadi pemandu agar orang buta melangkah ke arah yang tepat. Ini versi saya. Saya curiga orang buta dan orang lumpuh sama-sama terjebak di kolam Bethesda setelah semua pincang sembuh.

Mereka membuat perjanjian. Si buta meminta tolong si lumpuh untuk menjadi pemandu dan setelah sembuh, si buta akan menolong si lumpuh. Bayangkan ada yang lumpuh selama 38 tahun. Saya bayangkan ia sudah banyak menandatangani perjanjian dengan orang buta. Saat orang buta sembuh, mereka malah meninggalkan dan melupakan si lumpuh.

38 tahun melihat ratusan orang disembuhkan, bagaimana perasaan kita jika ada di sana? Tentu kesal, frustrasi, depresi, hopeless, dan helpless. Namun Yesus dikatakan berbicara dengan orang lumpuh ini. Yesus tahu ia sudah lumpuh selama 38 tahun. Itu sebabnya Yesus berkata, “maukah kamu sembuh?”

Jika jadi orang lumpuh saya mungkin akan marah. “Kok nanya-nanya mau sembuh atau enggak? Kalau saya udah sembuh ngapain saya di sini? Udah ke mall lagi! Ya mau dong!” Maka pertanyaannya mengapa meskipun Yesus tahu orang ini sudah lumpuh 38 tahun masih bertanya, “maukah engkau sembuh?”

Banyak orang Kristen seperti ini. Walaupun mereka melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, menantikan kesembuhan, namun sudah tak lagi percaya dirinya akan sembuh. Justru karena Yesus tahu maka Ia bertanya, “maukah engkau sembuh?” Yesus melihat bagian yang paling dalam dari diri orang lumpuh tersebut.

Saya bayangkan orang lumpuh ini masih percaya dirinya akan sembuh pada tahun pertama. Tandatangan dengan buta pertama, ia masih punya harapan. Namun saat 15 orang buta yang menandatangani perjanjian namun ternyata mengingkari, ia mulai kecewa. Bawah sadarnya akan berkata, “siapapun akan sembuh dan diberkati kecuali saya.”

Yang menghalangi kita melihat mungkin karena kita dalam keadaan seperti si lumpuh. Jangan biarkan memori atau masa lalu menghalangi kita.  Apa yang kita lihat menentukan apa yang kita dapatkan.

Tuhan berkata pada Abraham, “lihat bintang dan pasir? Sebanyak itulah keturunanmu akan jadi!” Apakah Abraham melihat bintang dan pasir atau umurnya yang 100 tahun? Apakah Abraham melihat bintang dan pasir atau isterinya yang sudah mati haid?

b.    Realitas (Kenyataan Hidup)
Jika Abraham melihat usianya yang 100 tahun dan fakta bahwa isterinya sudah mati haid, dia tidak akan mampu melihat dan percaya bahwa bintang dan pasir dapat menjadi kenyataan. Jangan tertekan oleh kenyataan. Siapa bilang umur 38 tahun belum pacaran tidak mungkin menikah?

Abraham dengan seluruh potensinya, pernah salah mengarahkan kekuatan yang ada dalam dirinya. Konsekuensinya kita tanggung hingga hari ini. Potensi ada dalam diri kita, namun jika salah arah akan menjadi konsekuensi. Jangan biarkan realita menghalangi kita melihat apa yang ingin kita lihat. Jangan biarkan masa lalu menghalangi apa Tuhan ingin kita lihat.

Bagaimana kita dapat menangkap visi?

1.    Lihat dengan mata jasmani kita
Tuhan akan ijinkan mata jasmani kita melihat apa yang Tuhan ingin kita lihat. See the need, made the need. Jika kita melihat adanya suatu kebutuhan, penuhi kebutuhan tersebut maka kita akan berhasil. Semua perusahaan besar, orang-orang yang mempengaruhi keadaan dunia berusaha keras memenuhi kebutuhan orang sehingga mereka berhasil.

Jika kita pergi, bekerja, dan berdagang, lihatlah. Jika kita ke gereja, lihat. Dengan mata jasmani, Tuhan akan mengijinkan kita melihat apa yang Tuhan ingin kita lihat. Jika memiliki sikap ingin menjawab kebutuhan orang lain, kita akan menemukan visi. Kita akan menemukan hal-hal yang Tuhan tempatkan dalam diri kita menjadi berkat bagi orang lain.

Ada orang bertanya, “apakah kamu tahu sejak dulu bahwa kamu akan dipanggil Tuhan menjadi pendeta?” Saya tidak tahu sampai beberapa tahun terakhir. Yang saya tahu sejak awal adalah Tuhan ingin memakai saya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Tuhan ingin memakai orang Indonesia untuk menunjukkan pada dunia bahwa ada barang bagus yang lahir dari Indonesia.

Saya tahu hal ini tapi saya tidak tahu bahwa saya akan berkhotbah, menjadi pastor, dan menggembalakan gereja. Saya tahu saya harus bekerja untuk jadi orang kaya karena saya mau kaya di bumi dan di sorga. Itu sebabnya saya sekolah mesin. Itu yang saya tahu.

Dari waktu ke waktu, Tuhan ijinkan saya melihat bahwa saya suka menolong orang lain. Waktu kuliah, saya suka menolong orang lain. Hasil ujian mereka nilainya lebih tinggi dari saya, tidak masalah. Waktu saya menolong orang lain mendapatkan pekerjaan, saya senang. Mendapat gaji lebih tinggi dari saya? Tidak masalah. Serius.

Saya menolong orang berkomunikasi sehingga kedua belah pihak berhasil mendapat deal bisnis yang besar lalu mereka melupakan saya. Bagi saya tidak masalah. Saya bantu orang mendirikan perusahaan hingga saya yang tadinya punya share besar kemudian menjadi share kecil dan akhirnya tidak punyashare, tidak masalah. Saya temukan saya senang menolong orang.

Akhirnya Tuhan berkata bahwa Ia ingin saya menolong orang lain sepenuh waktu. Di sinilah saya saat ini, menolong Anda. Hidup saya untuk menolong orang. Saya senang melakukannya, dibayar maupun tidak. Inilah passion saya meski tentu dibayar lebih senang.   

Kita akan menemukan bahwa kita menjadi berkat bagi banyak orang. Semua orang mulai minta pendapat dan mencari kita. Kita akan tahu bahwa mungkin di area inilah akan memiliki dampak yang lebih besar.

Ada yang mengirim email pada saya dan bertanya lebih baik masuk perusahaan A, B, atau C. Saya jawab yang bayarannya paling bagus ambil dulu. Tidak masalah. Kalau ada kesempatan dan melihat kebutuhan, kita dapat pindah untuk peluang yang lebih baik asal kita lakukan dengan benar, mundur dengan benar, tidak membawa rahasia sehingga kita memiliki nama buruk.

Jika pacaran, pacaran dengan fair. Jangan gombal macam-macam. Jika kita tidak membuka kemasan dan membayar DP tak masalah melihat yang lain.   

2.    Lihat dengan mata jiwani
Tuhan ingin kita melihat dengan otak, juga dengan imajinasi atau daya pikir kita. Pada waktu menara Babel dibangun, Tuhan memberi kesaksian.

Kejadian 11:6
dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.

Tuhan bercerita mengenai dahsyatnya kekuatan imajinasi manusia. There is a power of human imagination. Tuhan menempatkan satu kekuatan dalam otak dan imajinasi manusia untuk melihat apa yang Tuhan ingin kita lihat. Jika kita tak dapat melihatnya dengan mata fisik, mungkin kita dapat melihatnya dengan otak atau imajinasi.

Alkitab berkata apapun yang kita pikirkan atau mampu kita bayangkan, dapat menjadi kenyataan. Apa yang kita lihat menentukan apa yang akan kita dapatkan. What you see determine what you getJika kita bayangkan hal buruk mengenai masa depan, inilah yang akan kita dapatkan. Ijinkan Tuhan memperbaharui pikiran sehingga kita dapat melihat apa yang Tuhan ingin kita lihat.  

3.    Lihat dengan mata iman atau mata rohani
Inilah yang membedakan antara kita yang takut dengan Tuhan dan mereka yang tidak. Mereka yang tidak punya Tuhan dapat menggunakan mata jasmaninya untuk melihat kebutuhan dan berhasil. Mereka yang tidak punya Tuhan dapat menggunakan otak dan imajinasinya untuk memikirkan perkara-perkara dahsyat dan berhasil.

Tuhan berkata pada Abraham, “lihat bintang di langit. Sebanyak itulah keturunanmu akan Kubuat.” Abraham tidak dapat melihat dengan mata jasmaninya bahwa ia akan memperoleh keturunan sebanyak itu. Ia tidak mungkin memakai imajinasinya melihat hal tersebut menjadi kenyataan setelah melihat fakta-fakta yang ada.

Abraham harus memakai mata rohaninya atau imannya. Alkitab berkata iman adalah dasar atau bahan baku dari segala sesuatu yang belum terjadi dan bukti dari segala sesuatu yang belum kita lihat. Tuhan dapat menunjukan masa depan kita dan kita lihat dengan mata rohani.

Meski belum melihat fakta, kita dapat berkata bahwa Tuhan besar. Ia dapat melakukan apa yang Ia janjikan bagi kita. Kita harus melihatnya dengan iman. Kita harus dapat melihat apa yang Tuhan ingin kita lihat. Tuhan dapat menolong kita melihatnya sehingga kehidupan yang tidak terarah mulai kembali pada arah yang benar.

Jika kita bergumul tentang drugs, masturbasi, obat-obatan, atau dengan banyak hal yang ingin kita lepaskan, saya tidak akan berdoa agar kuasa Allah datang untuk melepaskan kita tapi ijinkan mata kita melihat masa depan sehingga saat kuasa tersebut mengaktifkan kita, kuasa inilah yang akan membebaskan atau melepaskan apa yang menghalangi kita selama ini.

Kuasa ini ada dalam kita. Betul bahwa kuasa Tuhan datang dari atas namun yang kita butuhkan adalah kuasa datang mencelikkan mata jasmani atau mata iman untuk melihat apa yang Tuhan ingin kita lihat. Saat kuasa itu datang membangkitkan, mulai susun rencana dan tentukan arah masa depan sehingga kita menjadi “senjata yang sangat berbahaya”. 

Credit : Ishak Surya

0 komentar :

Posting Komentar