08 Desember, 2011



Pastor Jeffrey Rachmat
Jakarta Praise Community Church

Matius 4:19
Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

Kata “ikutlah Aku” mengandung dua pengertian: tujuan dan perjalanan. Kita tidak akan sampai pada suatu tujuan jika tidak melakukan perjalanan. Perjalanan kita mengarah ke satu tujuan. Sukses dalam kehidupan merupakan gabungan dari keduanya: tujuan (goal) dan perjalanan (journey).

Sebagai anak Tuhan tentu kita mau menuju tempat di mana Tuhan mau kita berada. Yang penting dalam kehidupan bukan apa yang hendak kita capai tapi bagaimana kita mencapai hal tersebut.Pencapaian kita dalam kehidupan disebut reputasi. Karakter kita terbentuk dalam perjalanan.

Ada orang yang ingin menjadi juara dunia. Beberapa waktu lalu ada seorang bintang NBA yang terkena masalah. Secara reputasi ia hebat dan luar biasa. Ia juara.

Namun dalam perjalanan menjadi juara, ia kembangkan karakter tidak baik yakni tidur dengan wanita yang merupakan para fans-nya. Karakternya terbentuk selama dalam perjalanan menuju juara. Akibatnya, ia tersandung masalah seks dan lupa bahwa ia memiliki seorang isteri.

Cerita lain, ada orang yang ingin menjadi hamba Tuhan yang berhasil namun dalam perjalanan mencapai reputasinya, ia mengembangkan karakter sangat sombong. Ia tidak mau menyapa terlebih dulu karena merasa dirinya lebih tinggi. Yang tak kalah penting dalam kehidupan bukan bagaimana kita mencapai suatu hal tapi bagaimana kita saat perjalanan mencapai hal tersebut.  

Pencapaian-pencapaian menambah daftar reputasi tapi menjadi seperti apa kita dalam perjalanan, inilah karakter. Ada orang yang mau menjadi hamba Tuhan berhasil namun dalam perjalanannya menjadi seseorang yang serakah, menghalalkan segala cara, bahkan gila hormat

Ada orang yang ingin cepat kaya, menjadi konglomerat, mempunyai reputasi luar biasa, namun dalam perjalanannya ia mengembangkan karakter sombong, suka korupsi, suka berbohong, lupa diri, sangat pelit, bahkan tega “makan” teman sendiri.

Ada orang yang ingin dipandang “cool” oleh teman-teman satu sekolahnya. Itu baik. Namun dalam pencapaiannya, ia memberontak terhadap orang tuanya, suka mabuk, suka berdusta, dan menjadi pecandu.  Mungkin suatu kali ia terlihat “cool” namun dalam perjalanannya, ia tidak mengembangkan nilai-nilai yang tinggi.

Ada orang yang ingin menjadi terkenal seperti selebritis namun dalam pencapaiannya menjadi seorang artis, ia menjadi hamba uang, menyembah berhala, pecandu, bahkan mau dimadu oleh orang lain. Ini menjadi cerita di mana-mana. Fondasi di bawah sebuah keberhasilan dikuatkan atau dihancurkan oleh karakter.

Banyak orang punya reputasi hebat namun karakternya tidak menunjang sehingga orang tersebut gagal menjadi panutan sebuah keberhasilan.
William H. Davis mengatakan, “reputation is what you have when you come to come to a new community. Character is what you have when you go away.” Reputasi adalah apa yang kita miliki saat masuk dalam komunitas baru. Karakter adalah apa yang kita miliki saat kita pergi.

“Reputation make you rich or make you poor. Character make you happy or make you misserable.”Reputasi membuat seseorang menjadi kaya atau miskin. Karakter membuat kita menjadi senang atau sedih. Ada yang sangat kaya namun tidak happy dalam hidupnya karena dalam perjalanan mencapai kekayaannya, ia tidak mengembangkan karakter yang seharusnya ia kembangkan.

“Reputation is made in the moment. Character is built in a lifetime.” Reputasi dibuat dalam suatu kejadian, karakter dibangun seumur hidup.

Abraham Lincoln berkata, “character is like a tree and reputation is like its the shadow. The shadow that we think of it and the tree is the real thing.” Sama seperti kita melihat orang yang begitu cantik dan tampan dalam foto sebuah majalah. Ini adalah reputasi. Namun begitu kita bertemu orangnya, ternyata tak seindah fotonya.

Dalam Alkitab ada sebuah cerita yang baik tentang bagaimana sebuah reputasi tidak  didukung oleh sebuah karakter dan bagaimana karakter yang tidak baik menghancurkan kehidupan seorang “nasir Allah” atau orang yang dikhususkan untuk Allah. Dia adalah Simson (Hakim-hakim 13).

Simson dipanggil untuk menyelamatkan bangsa Israel dari bangsa Filistin. Simson adalah seseorang yang sangat bertalenta, diurapi dengan luar biasa, dipakai Tuhan dengan dahsyat, terkenal, dan ditakuti banyak orang. Namun karakternya tak sanggup menunjang reputasinya sehingga hidupnya berakhir dengan sangat tragis.

Seseorang yang dipangil menjadi pembebas akhirnya malah diikat, menjadi buta, dan dipermalukan. Talenta, keberanian, dan pengurapan saja tidak cukup. Simson diurapi namun ia kurang karakter Illahi dalam hidupnya.

Bagaimana karakter terbentuk dan bagaimana hubungannya dengan masa depan? Menabur pemikiran, menuai perbuatan. Menabur perbuatan, menuai kebiasaan. Menabur kebiasaan, menuai karakter. Menabur karakter, menuai masa depan.

Betapa penting sebuah pemikiran. Karena pemikiran diubah firman Tuhan, hidup kita berubah. Itu sebabnya kami lebih berusaha mengomunikasikan perubahan pikiran daripada bicara hal-hal lain sebab perubahan pemikiran dapat mengubah masa depan.

Kita ingin menjadi generasi bintang di mana kita berada namun yang tak kalah penting bukan hanya sekedar reputasi namun karakter yang dikembangkan selama perjalanan. Panutan sebuah keberhasilan adalah reputasi yang bagus plus karakter yang baik.

Banyak sekali penyanyi-penyanyi Amerika yang mencetak platinum dan rekor penjualan yang luar biasa namun karakter yang mereka kembangkan dalam perjalanan menjadi sangat memalukan sehingga orang hanya bisa tertawa dan berkata, “bagus sekali reputasinya namun tidak bisa menjadi contoh.”

Ambil pemikiran-pemikiran dan cara pandang baru dari firman karena pemikiran dapat mengubah masa depan. Kita harus mencapai reputasi dan pencapaian yang luar biasa dalam segala bidang namun juga menunjukkan karakter Tuhan. Di sinilah kita harus membuat perbedaan karena banyak orang dapat mencetak reputasi namun karakter yang baik jarang kita temukan.

Saya tidak tertarik “membajak” orang kaya masuk gereja seperti yang dilakukan orang lain namun lebih tertarik membuat orang kaya. Boleh menjadi kaya dan terkenal namun juga harusnya kita juga punya buah Roh dalam hidup: kasih, sukacita, damai sejahtera, kemurahan, kesabaran, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23).

Jika kita menerapkannya, orang-orang akan menemukan kita sangat muda dan penuh reputasi namun juga tetap rendah hati. Mereka luar biasa dalam pekerjaannya, punya bisnis yang berhasil, dan sebagainya namun tidak ada sedikit pun kesombongan. Mereka menyapa terlebih dulu dan mengerti bahwa semuanya hanya karena anugerah Tuhan, bukan usaha sendiri.

Reputasi dibangun di hadapan banyak orang namun karakter lebih banyak dibentuk pada saat tidak ada orang yang memperhatikanReputasi ada pada saat kita sangat fokus pada pekerjaan sementara karakter ada saat kita fokus pada diri sendiri

Credits : Ishak Surya

0 komentar :

Posting Komentar