Bacaan: Kejadian 22:1-19
Sebuah kelompok doa syafaat di Kansas ingin berdoa untuk meminta hujan setelah kemarau berkepanjangan. Menariknya, saat mereka berkumpul bersama untuk berdoa, hanya seorang gadis cilik yang datang dengan membawa payung! Inilah teladan iman. Tuhan Yesus memberitahukan salah satu sikap doa yang berkenan di hadapan Allah adalah dengan percaya bahwa kita telah menerimanya. Kita tidak diperintahkan untuk menipu diri, melainkan percaya.
Orang mungkin akan menganggap kita gila. Perbuatan kita mungkin dianggap ekstrem, namun percayalah selama kita melakukannya karena iman kita kepada Tuhan, sesuai perintah-Nya - “...maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (ay.24b) Bukankah Nuh juga dianggap gila oleh orang-orang sebangsanya? Bayangkan hampir 100 tahun Nuh membangun bahtera sebelum air bah benar-benar dicurahkan oleh Tuhan.
Barangkali Abraham akan dianggap gila bila orang lain tahu dia akan mengorbankan anaknya sendiri. Namun apa ucapan Abraham kepada hambanya sebelum dia mendaki Moria? "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." Dan ketika Ishak menanyakan tentang dimana dombanya, maka jawab Abraham adalah "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Dan tepat seperti perkataan dan harapannya, maka Tuhan melakukannya kepada Abraham.
Iman harus disertai tindakan. Kita tidak bisa berkata kepada Tuhan, aku percaya pada-Mu tetapi lakukanlah dulu mujizat itu dalam hidupku - barulah aku bisa percaya. Iman harus kita buktikan lewat sikap dan tindakan kita, mengambil langkah untuk taat meski keadaan nampaknya masih tetap sama. Belajar dari Abraham, Bapa orang beriman yang berani melangkah dalam ketaatan oleh karena iman. Ketika kita berdoa, bersikaplah seakan kita telah menerimanya. Ambillah langkah iman dan perkatakan iman kita setiap hari.
(TMS)
0 komentar :
Posting Komentar