Stewardship
Bacaan: Matius 25:14-30
-
Gue udah lama pengen punya tas LV. Enggak aneh donk kalo gue rela menghabiskan seluruh tabungan demi tas keren ini. Kita pengen, kita beli. Itulah prinsip yang kita pegang selama ini. Bukankah kita udah bekerja keras dengan keringat sendiri untuk ngumpulin duit itu? Well, girls... kalo itu yang selama ini kita pikirkan, sekarang saatnya kita ganti mindset yang keliru ini.
First of all, segala yang ada di tangan kita bukanlah milik kita. Bumi dan segenap isinya ini adalah milik Tuhan. Itu termasuk gaji yang kita hasilkan, juga termasuk nafas dan denyut jantung kita. Semuanya adalah milik Tuhan. Apalagi sebagai umat percaya, kita bukanlah milik kita lagi - kita milik Kristus yang telah menebus kita dari kematian. Jadi, ingat baik-baik bahwa segala yang kita nikmati saat ini bukanlah milik dan hak kita.
Secondly, Alkitab berkata bahwa kita adalah penatalayan alias pengelola dari milik Allah. Kalo kita punya pegawai alias pengelola, dan dia dengan seenak perutnya memakai uang kita sesuai keinginannya - apa yang akan kita lakukan? Tentu saja kita akan pecat dia dan menuntutnya mengembalikan duit yang sudah dipakainya untuk berhura-hura itu. Jadi, kalo kita adalah pengelola - jangan sekali-kali bersikap semau gue dalam mengatur keuangan. Uang yang ada di dompet kita adalah milik Tuhan yang kelak harus dipertanggung jawabkan penggunaannya.
Third, orang yang bijak mengatur milik Tuhan akan mendapatkan upah. Upah yang kita terima bukan hanya akan kita dapatkan di sorga kelak. Hasil dari pengelolaan keuangan yang bijaksana juga akan membuat hidup kita merasakan berkat Tuhan yang luar biasa. Bukankah hidup tanpa hutang adalah hidup yang nyaman yang diidamkan semua orang? Kalau keuangan kita sehat, kita bisa memberi dan menolong orang lain, menabung, berinvestasi dan hidup dengan layak.
So, belajar mengatur keuangan adalah PR kita bersama. Percayalah bahwa mengatur keuangan, sama mulianya dengan menjaga kekudusan hidup kita. Muliakanlah Tuhan dengan harta benda yang dipercayakan-Nya kepadamu.
0 komentar :
Posting Komentar