25 Juni, 2013



Bacaan: Roma 5:18-6:4

Bolehkah kita bertekun dalam dosa,supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!...- Roma 6:1-2



Seorang ibu dengan kedua telinganya yang terbakar tengah diperiksa oleh dokternya. "Ketika saya tengah menyeterika, tiba-tiba telepon berdering," jelas ibu itu. Sang dokter hanya tersenyum membayangkan kelatahan ibu itu meletakkan seterika panas ke telinganya sambil berkata 'halo'. "Tapi mengapa bisa kedua telinga Ibu terbakar?" tanya dokter itu penasaran. "Anu, yang satunya ini gara-gara setelah itu saya mencoba menelpon ambulans."
Seringkali kita melakukan hal yang hampir sama dengan ibu itu. Kita mengulangi kesalahan dan kebodohan yang sama dalam hidup kita. Adalah hal yang relatif wajar bila seseorang terjatuh ke dalam lubang yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Tetapi akan menjadi hal yang aneh bila ia berkali-kali jatuh kembali ke lobang yang sama. Itu artinya ia tidak belajar dari kesalahan yang pernah dibuatnya.
Hidup kita dipenuhi dengan berbagai kesempatan. Termasuk salah satunya adalah kesempatan untuk belajar dari setiap pengalaman yang penah kita alami. Saya percaya bahwa Roh Kudus adalah Pribadi yang sabar dalam membimbing dan mengajari kita untuk melakukan Firman Tuhan. Namun sayangnya kesabaran Tuhan itu seringkali justru disalahgunakan untuk kita terus bernyaman-nyaman hidup dalam dosa.
Seringkali kita justru menikmati kejatuhan kita. Kita memanfaatkan kesempatan untuk bertobat lagi dan bertobat lagi tetapi dalam dosa yang sama! Rasul Paulus dengan tegas memberikan pengajaran kepada jemaat di Roma untuk tidak memiliki pola pikir dan konsep hidup seperti itu. Jangan pernah menjadikan anugerah Tuhan itu sebagai alat untuk memanipulasi Tuhan. Bayangkan bila kesabaran Anda sebagai orang tua justru dimanfaatkan oleh anak Anda untuk berbuat kurang ajar. Anda tentu akan merasa diremehkan, marah dan suatu saat mengubah sikap Anda yang sabar menjadi lebih keras agar anak Anda tidak bersikap seperti itu lagi.
Tentunya kita tidak akan menginginkan Tuhan memperkeras didikannya karena sikap kita yang menyepelekan anugerah-Nya, bukan? Karena itu jika sampai hari ini Tuhan masih memberikan kesempatan sekali lagi pada kita untuk bertobat, jangan pernah meremehkannya karena siapa tahu ini kesempatan kita yang terakhir.

0 komentar :

Posting Komentar