Hanya Ikut-Ikutan
Bacaan: Yohanes 6:1-15, 60-71
Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri ... - Yohanes 6:66
Saya rasa bermula dari seorang yang mendongak ke atas seakan-akan melihat sesuatu. Lalu beberapa orang yang ada di dekatnya mulai mencoba melihat apa yang orang ini lihat, maka mereka pun mendongakkan kepalanya ke atas. Orang banyak yang kebetulan lewat juga mendongakkan kepalanya ke atas untuk mencari tahu apa yang sebenarnya sedang dilihat. Kebetulan waktu itu saya melewati jalan itu. Melihat banyak orang mendongak ke atas, saya juga ikut-ikutan melihat ke atas dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Sambil berjalan saya terus melihat ke atas tapi rasanya tak ada sesuatu yang aneh. Semuanya berjalan biasa saja dan tidak ada hal yang perlu dilihat. Sampai sekarang pun saya tidak tahu mengapa orang-orang itu melihat ke atas dan saya juga geli sendiri karena saya ternyata juga melihat ke atas terus, padahal mungkin saja ada satu orang usil yang ingin ngerjain banyak orang.
Apakah Anda bisa menebak apa yang bakal saya bicarakan dengan sepenggal cerita sederhana tersebut? Tentu saja saya sedang berbicara tentang kebiasaan kita yang suka ikut-ikutan! Bukannya melakukan sesuatu seperti yang dilakukan kebanyakan orang itu adalah hal yang salah. Tapi kadangkala kita melakukan sesuatu tanpa tahu secara persis tujuan dari apa yang kita lakukan itu. Kita hanya ikut-ikutan saja! Sama seperti ketika Anda bertanya kepada saya, mengapa waktu itu saya mendongakkan kepala ke atas? Saya pun akan menjawab, “Yah... karena semua orang juga melihat ke atas, jadi saya juga ikut melihat ke atas.”
Malangnya banyak orang Kristen yang percaya Yesus atau melayani Tuhan karena ikut-ikutan saja. Karena banyak orang bersemangat maka kita ikut bersemangat. Karena semua orang bertepuk tangan saat memuji Tuhan, maka kita bertepuk tangan. Karena semua orang bersorak-sorak, kita pun ikut bersorak bahkan ditambah bersuit-suit segala. Lalu giliran banyak orang mundur dari Tuhan atau mereka tidak lagi terlibat dalam pelayanan atau mereka tak lagi bersemangat atau mereka tak mau memuji Tuhan dengan sukacita, bagaimana dengan kita? Jika mental kita hanya ikut-ikutan, pasti kita juga akan melakukan seperti yang kebanyakan orang lakukan. Lalu bagaimana seandainya banyak orang sudah bosan dengan surga dan ingin mengungsi ke neraka? Apakah kita juga akan ikut ke sana? Rasanya mustahil, tapi bisa terjadi kita memilih melakukan yang salah karena suara mayoritas daripada melakukan kebenaran seorang diri.
Tetapkan tujuan Anda secara jelas dan detail, mengapa Anda percaya kepada Tuhan dan melayaniNya? Jika Anda tidak bisa menjelaskannya, mungkin ini indikasi kalau Anda selama ini hanya ikut-ikutan.
0 komentar :
Posting Komentar