Penyerahan Diri
Bacaan: Kisah Para Rasul 12:1-11
Petrus tidur ... Kisah Para Rasul 12:6- Kisah Para Rasul 12:6
Akhir tahun lalu saya melangsungkan pernikahan. Ini salah satu moment terpenting dalam hidup saya. Saya masih ingat bahwa malam sebelum hari pernikahan berbagai macam perasaan berkecambuk, tentu saja perasaan yang sangat bahagia sebab saya akan segera mengakhiri masa lajang saya untuk hidup bersama dengan orang yang sangat saya kasihi. Inginnya tidur lebih awal supaya keesokan harinya bisa tampil lebih fresh, namun ternyata ini tak mudah. Justru saya susah tidur, mengidap insomnia sesaat karena keesokan harinya akan married.
Jika untuk hari bahagia saja saya susah tidur, saya tidak bisa bayangkan dengan orang-orang yang divonis hukuman mati dan keesokan harinya akan dieksekusi. Kegelisahan, stress, tekanan mental dan ketakutan pasti akan menghantuinya sehingga mata yang terpejam pun tak bisa membuatnya tidur. Tidak bisa membayangkan bahwa malam ini adalah malam terakhir yang akan dilewati.
Petrus dipenjara karena memberitakan Injil. Beberapa waktu sebelumnya ia mendengar bahwa Yakobus, rekan pelayanannya juga ditangkap oleh Herodes dan dieksekusi. Saat berada dalam jeruji penjara tentu ia berpikir bahwa nasibnya tidak lebih baik dari Yakobus yang lebih dulu mendahuluinya. Ia tahu persis bahwa besok ia akan dieksekusi dan mati. Saat saya membaca kisah ini selanjutnya saya tersenyum geli melihat reaksi Petrus. Bukannya stress, takut dan gelisah, Petrus justru tidur dengan nyenyaknya! Bukan karena Petrus tipe orang yang doyan tidur, tapi ini justru menunjukkan bahwa tingkat penyerahan diri Petrus kepada Tuhan sangat luar biasa.
Penyerahan dirinya menghasilkan mujijat yang luar biasa. Ia dibebaskan oleh malaikat Tuhan! Lewat renungan pada hari ini kita perlu belajar dari Petrus. Seberapa besar kita memiliki penyerahan diri yang sungguh-sungguh kepada Tuhan atas keluarga kita, usaha dan pekerjaan kita, penyakit yang masih kita derita, studi, masa depan dan semua masalah serta kesulitan yang kita hadapi sekarang ini? Ataukah sebaliknya kita memilih untuk menggunakan kekuatan kita sendiri daripada berbagi beban hidup dengan Tuhan? Tak heran kalau kemudian kita menjadi gelisah, stress, bingung, takut dan putus asa. Tak ada yang lebih indah selain memiliki penyerahan total kepada Tuhan, karena kita pasti akan melihat mujijat dan kemuliaan Tuhan dinyatakan kepada kita.
Tuliskanlah daftar masalah-masalah yang sedang kita hadapi. Angkatlah tulisan-tulisan itu di hadapan Tuhan dan serahkanlah semuanya kepada Tuhan.
0 komentar :
Posting Komentar