10 Maret, 2014


Bacaan: Roma 12:1-2

Persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus... - Roma 12:1


Kisah ini terjadi di Rusia, negara yang sebelumnya tidak pernah mendengar cerita Natal. Setelah rezim komunis ambruk, diadakanlah perayaan natal di sana. Salah satu hal yang menarik adalah ketika melihat seorang anak kecil meletakkan dua bayi di dalam satu palungan. Banyak orang bertanya kepada anak kecil ini, “Mengapa engkau letakkan dua bayi di palungan ini? Bukankah seharusnya hanya bayi Yesus saja?” Anak kecil ini dengan lugu menjelaskan, “Saya ingin memberikan hadiah buat Yesus. Tapi aku tidak punya apa-apa. Aku tidak punya uang untuk beli kado. Aku tidak punya mainan. Aku tidak punya sesuatu. Lalu aku berkata kepada bayi Yesus, “Aku tidak punya apa-apa, tapi aku bisa menemanimu dan menghangatkanMu. Dan rasanya Yesus tidak keberatan jika aku bersamaNya dalam satu palungan untuk menemani dan menghangatkanNya.”
Banyak orang menitikkan air mata setelah mendengar jawaban itu. Bagaimana tidak haru ketika melihat seorang anak kecil dengan tulusnya mempersembahkan sesuatu bagi Tuhan. Jujur saja, kadangkala natal bagi kita tak lebih dari sebuah pesta tahunan yang sarat dengan kemewahan, penuh gebyar dan semarak. Lupa bahwa natal harusnya menyentuh relung hati kita dengan pertanyaan sederhana, “Apakah yang sudah kita persembahkan bagi Tuhan?”
Para Majus mempersembahkan mas, kemenyan dan mur. Para gembala mempersembahkan ketaatannya untuk datang dan menyembah. Maria dan Yusuf mempersembahkan hidup mereka bagi Mesias. Lalu apa yang sudah kita persembahkan bagi Tuhan? Acara natal yang penuh semarak dan meriah? Uang kita yang banyak untuk menutup semua anggaran natal? Kesibukan-kesibukan natal yang sangat menyita waktu kita?
Sangat bagus jika kita mempersembahkan waktu, uang, dan tenaga kita untuk acara natal. Tapi tentu yang Tuhan kehendaki tak hanya itu saja. Ia lebih suka seandainya kita mempersembahkan hidup kita kepadaNya! Apa gunanya kita menjadi donatur yang membuat banyak orang berdecak kagum karena sumbangan kita, sementara hidup kita kacau dan penuh kejahatan? Apa gunanya kita bisa merancang acara natal yang spektakuler tapi hidup kita sendiri sebenarnya jauh dari Tuhan? Tak ada persembahan yang lain indah selain hidup kita sendiri.
Berikan hidup kita sebagai persembahan yang terbaik bagi Tuhan.

0 komentar :

Posting Komentar