20 Maret, 2014


Bacaan: Yeremia 29: 11

yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan ...- Yeremia 29:10-14


Saat saya bertanya kepada jemaat, “Apakah Anda semua percaya takdir?” Berbagai jawaban muncul. Ada yang berkata tidak percaya, namun ada juga yang percaya bahwa segala sesuatu yang tidak terjadi memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata takdir bisa berarti sebuah ketetapan Tuhan yang sebelumnya sudah ditentukan lebih dahulu. Lalu apa kata Alkitab mengenai hal ini?
Allah memang memiliki takdir atas hidup kita. Takdirnya begitu jelas, seperti yang tertulis dalam Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, ... yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Jadi, Tuhan tidak pernah menakdirkan hal-hal yang buruk kepada kita. Lalu bagaimana dengan musibah, kecelakaan, bencana dan peristiwa-peristiwa menyedihkan yang kita alami?
Berbicara tentang hal-hal itu, memang kita perlu tahu bahwa ada banyak peristiwa yang terjadi di luar kendali kita sebagai manusia. Misalnya peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan bencana alam. Namun sebagian besar dari apa yang kita alami merupakan hasil dari pilihan bebas kita sendiri sebagai manusia dan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan sendiri. Mengapa mengalami kecelakaan, karena kita ngantuk, mabuk atau tidak konsentrasi. Mengapa terjadi longsor, karena ulah kita yang menebang hutan sembarangan. Mengapa kita miskin? Tentu bukan karena Allah menakdirkan kita jadi orang miskin, namun karena kita malas. Mengapa kita sakit-sakitan? Karena kita terlalu sembrono dan tak memiliki pola hidup yang sehat.
Manusia bukan robot, bukan juga seperti boneka atau wayang yang ditentukan oleh dalangnya. Kita diberi kehendak bebas. Kita diberi pilihan. Allah sudah menakdirkan hal-hal yang baik bagi kita, namun hal itu terjadi atau tidak tergantung keputusan kita sendiri. Ketika hal-hal yang buruk terjadi, jangan buru-buru menganggap bahwa ini sudah menjadi takdir dari Tuhan, siapa tahu itu karena ulah kita sendiri.
Keputusan-keputusan kita dan pilihan bebas kita akan melahirkan takdir bagi kita sendiri.

0 komentar :

Posting Komentar