03 Mei, 2014


Bacaan: Ayub 1:1-22Dalam kesemuanya itu, Ayub tidak berbuat dosa ...- Ayub 1:22

Keadaan yang benar-benar ideal. Ia punya real estate dan menjadi pemegang saham   dalam sebuah perusahaan yang sangat maju. Kekayaannya sulit untuk ditaksir. Begitu   banyak orang iri terhadapnya. Namun siapa sangka perubahan terjadi dengan begitu   cepat dan tiba-tiba. Hari kemarin ia masih menyempatkan diri untuk main bowling   bersama eksekutif elite. Hari kemarin ia masih menenteng koper yang berisi surat   perjanjian bernilai jutaan dollar. Malam kemarin ia menghabiskan waktu untuk bercengkerama   dengan keluarga. Hari kemarin ia masih disebut konglomerat, orang beken, orang   saleh yang sangat sosial dan orang yang paling berbahagia di dunia.
Namun siapa sangka hari ini keadaannya berubah total. Sahamnya anjlok dan ia     merugi banyak. Ia benar-benar bangkrut total. Waktu yang bersamaan ia mendengar     kabar kalau anak-anaknya mati saat sedang pesta pora di sebuah nite club. Belum     puas juga badai menerpa, ia sendiri terkena penyakit kulit yang menjijikan sehingga     istrinya pun berpaling dan meninggalkannya.
Itulah sosok Ayub yang saya gambarkan dalam perspektif masa kini. Ia kehilangan     segala-galanya. Apa yang ia punya diambil semuanya oleh Tuhan, tanpa sisa. Sungguh     menyedihkan keadaannya. Namun sekalipun badai datang bertubi-tubi, ia justru     memunculkan kualitas iman yang sebenarnya. Tak ada keluhan. Tak ada bantahan.     Tak ada protes terhadap kebijakan Tuhan ini. Sekalipun air matanya keluar dan     raut mukanya menunjukkan kesedihan yang mendalam, ia tetap percaya bahwa semuanya     ini terjadi atas seijin Tuhan. Ia tahu bahwa di balik semua penderitaan ini     tersembunyi berkat yang luar biasa! Kisah Ayub pun happy ending pada akhirnya.
Apakah hari ini kita juga sedang diproses Tuhan dengan penderitaan-penderitaan     yang kita alami? Jangan sampai kita berontak dan meninggalkan Tuhan. Jaga lidah     kita dari umpatan, keluhan atau bahkan kata-kata negatif sebagai reaksi kita     atas semua penderitaan ini. Jika kita memiliki perspektif yang tepat seperti     Ayub, percayalah bahwa apa yang hilang dari hidup kita juga akan dikembalikan     oleh Tuhan pada akhirnya, bahkan dikembalikan secara berlimpah-limpah. Sikap     dan reaksi kita terhadap penderitaan yang Tuhan itulah yang akan menentukannya.
Penderitaan yang Tuhan ijinkan akan selalu berakhir dengan berkat dan kelimpahan.

1 komentar :