18 Agustus, 2011



Apa yang Tuhan Yesus katakan 2000 tahun yang lalu? ”Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya, tetapi kumpulkanlah harta di Sorga: di Sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.”[i]

Tuhan berbicara mengenai dua macam kelompok orang: yang pertama, anak-anak dunia yang terus dan terus-terusan mengumpulkan harta di bumi; yang kedua adalah anak-anak Terang yang diajarkan untuk menginvestasikan hartanya di Sorga.

Anak Dunia dan anak Terang sama-sama tinggal di bumi. Anak Dunia mengumpulkan hartanya di bumi, tapi anak Terang diperintahkan jangan seperti mereka. Apa maksudnya?


Apa bedanya anak Dunia dan anak Terang?

Mari Kita pahami seperti apa dunia sekarang. Coba perhatikan barang-barang yang Anda pakai. Ada jam? Handphone? Dompet? Kacamata? Ikat pinggang? Tas? Sepatu?

Coba keluar, mobil yang berlalu-lalang, merknya macam-macam. Jalan-jalan deh ke Mall, barang-barang yang dijual di sana, banyak sekali ragamnya. Anda bisa saja dari cuma lihat-lihat barang, sebenarnya tidak perlu barang itu, tapi saking bagusnya sampai kepengen...dan...akhirnya beli. Begitu beli, pulang dimarahin papa mama,”Kok beli gitu-gitu sih, mau ngapain?” ”Biarin, Ma abis bagus seh!”

Atau window shopping, jangan beli ini-itu, lalu pulang ke rumah dan sadari sesuatu. Sadarilah bahwa hampir 70% dunia ini dibangun dan diciptakan oleh anak-anak dunia yang sangat gencar dan ahli mengumpulkan uang!



Sederhana saja:

Jam di tangan kita, tiap ½ tahun bisa berganti mode yang memaksamu beli jam baru.

Baju di badan walaupun belum rusak, but akan dipaksa masuk gudang karena keluar model yang lebih gress!

The Season has come! S A L E! S A L E! 70% Cuci Gudang!

Kalo kita pas-pasan, jadinya ya beli barang sale deh…bersihin gudangnya mereka.


Handphone mungkin tiap satu minggu keluar mode yang baru, yang mendorong Anda membuang yang lama! Kata orang,” Turun gengsi dong kalau pake HP zaman baheula!” Baheula kapan? Cuma kacak setahun! HP jadi barang purba yang pantes masuk museum.


Perhatikan: anak-anak Dunia dengan kepintaran otaknya membuat inovasi-inovasi yang tiada henti! Mereka punya prinsip Creatio Ex Nihilo. Ini adalah istilah teologis bagi Tuhan yang menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Prinsip ini sangat dihayati mereka, akibatnya tidak putus-putusnya berkreasi!

Coba perhatikan teknologi, tak pernah stop, terus berkembang dengan sangat cepat! Makin canggih saja. Untuk apa ini semua? Apa yang menjadi motivasi mereka terus berinovasi? Apa sih tujuannya?

Tentu tak dapat dipungkiri ada rasa puas dan bangga karena berhasil berinovasi. Bukan itu aja, ada juga tujuan lain yang hanya dimiliki segelintir orang di posisi puncak. Apaan tuh? Sssttt....Saya kasih tahu: (Jangan bilang-bilang ya) Uang...lagi-lagi uang! Mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari semua orang yang hidup di dunia ini, termasuk dari dompetmu.

Ujung-ujungnya, anak-anak Dunia menjadi sangat kaya. Kekayaan adalah tujuan hidup mereka. Mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya di bumi dari empat penjuru. Siapa anak Dunia? Mereka ini adalah keturunan Kain yang terobsesi membangun kota, demi nama dan kejayaan.[ii]


Bagaimana dengan anak Terang? 




Sangat disayangkan anak Terang pun terjebak dalam sistem yang mereka bangun. Terjebak pola hidup konsumerisme. Tergoda untuk 
membeli dan terus membeli semua produk yang dibuat mereka. Ikut life style anak dunia. Kalo enggak ngikut mode, namanya ketinggalan jaman.

Sekali lagi, pola hidup konsumerisme dicipta oleh mereka yang mengarahkan matanya kepada satu tujuan: Pengumpulan harta di bumi.

Karena anak terang juga terjebak hal yang sama, makanya perintah untuk mengumpulkan harta di Surga sering hanya menjadi IDE belaka. Apa artinya ide?


Ide itu artinya tahu, ”Oh iya ya... Tuhan Yesus bilang, saya harus mengumpulkan harta di surga. Saya harus melayani Tuhan. Hidupku bagi Tuhan karena aku sudah ditebus Tuhan..,” tapi itu hanya dalam wacana pikir tapi tidak pernah menjadi realita.


Kenyataannya, anak terang dan anak dunia sama-sama bersenandung: Bangun tidur kuterus mandi, habis mandi kumakan pagi, habis makan terus kukerja… cari uang sampai kumati. Jreng..Jreng..Jreng...Jreng...​Jreng!


Ada anak kecil mau masuk sekolah minta mamanya beli penghapus sampai lima buah. Mamanya tidak mau beli. Eh-Eh, anak ini meraung-raung di toko, sampai mamanya malu... akhirnya terpaksa beli.


Mau tahu kenapa anaknya minta setip sampai lima? Karena bentuknya buah-buahan dan wanginya beda-beda: ada yang wangi jeruk, wangi strawberry, wangi apel, wangi anggur sampai wangi lemon. Semuanya mau! Apa sih gunanya setip? Buat hapus saja kan? Beli satu cukup toh? Tapi anak-anak dunia dengan kemampuan inovasinya bisa buat satu benda melenceng dari fungsinya dan digunakan untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Jadilah setip diendus-endus setiap hari...


Ada lagi sebuah cerita beneran, seorang aktivis gereja, punya toko handphone. Tiap kali ada HP keluaran baru, dia panas-panasin teman-teman di gereja, ”Eh, ini ada HP yang lebih kecil dari loe punya, beli dong! Punya loe udah ketinggalan zaman tuh, masa eloe bawa HP kayak gitu. Malu dong! Nih beli yang ini, murah cuma 3 juta.”


Temannya lihat, ”Eh bagus juga yah. Tapi gue nggak punya duit, cicilan rumah sama mobil belum habis. Lagian HP gua masih bagus kok.”

Dibalas, ”Udah loe beli pake credit card aja. Ngapain eloe punya credit card kagak digesek? Rame-ramein dompet aje.”


Dirayu-rayu akhirnya beli dah. Akibat beli, hutangnya tambah banyak, dan dia rela-rela lembur di kantor supaya gajinya tambah bulan itu. C_D. Cape Deh...


Jaman sekarang, beli apa-apa kredit, sampai menikah aja juga kredit.

Anak-anak dunia dengan inovasi yang terus berjalan, tiada henti membentuk pola hidup konsumerisme untuk mengeruk laba sebanyak-banyaknya. Akibatnya, kita semua juga terjebak di dalam sistem yang mereka buat.


Pola hidup seperti ini, memaksa banyak orang harus bekerja cari uang yang banyak. Ayah-Ibu harus bekerja. Pergi pagi-pagi buta, pulang malam-malam sekali, semata-mata supaya bisa hidup di dalam dunia yang dibangun para creator ulung itu. Akibatnya, seluruh perasaan, pikiran, semangat diarahkan kepada uang-uang dan uang saja. Senin sampai Sabtu bahkan Minggu-pun dibablas lewat begitu saja untuk cari uang. Hingga muncul pepatah Waktu is Uang. Tiada kekekalan di sana...


Makanya Tuhan Yesus berkata: ”Di mana hartamu berada, di situ hatimu berada. Tidak ada seorang pun yang dapat mengabdi kepada dua tuan, karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon!”[iii]


Bagian ini sangat mengagetkan, karena ternyata Allah menyamakan dirinya setara dengan Mamon alias harta benda a.k.a Uang or Duit.


Ini Allah yang turun tahta atau Harta yang naik tahta setinggi Allah? Wes Wes Wes... Kalau sampai menyuruh kita milih, paling tidak memiliki kekuasaan dan wibawa yang setara, kalau tidak kan pasti tidak dicontreng! Nah, Yesus bertanya pada kita, ”Hayo pilih! Mau mengabdi pada siapa?” Hebat! Hebat! Sungguh berkuasanya uang itu, saya rasa Hartalah yang sudah naik tahta merebut kuasa Allah. Powernya sudah seperti Tuhan yang bisa menyambung kehidupan manusia.


Ada uang kita bisa makan, ga ada uang ya puasa. Ada duit kamu bisa sekolah, ga ada duit kamu DO (baca: Drop Out) deh. Ada Mr. Money kamu bisa pakai baju keren dan punya HP, ga ada Mr. Money, kamu pake deh yang mode baheula. Ada Dollar Man bisa membangun rumah yang megah, ga ada Dollar Man rumah kita bergaya Victorian, maksudnya kuno bangets. Ditambah lumut di sana-sini dan cat yang terkelupas, kumuh! Atau gaya minimalis (baca: Rumah satu kotak alias ngekost).


Ya! Hidup ini memang perlu uang. Makanya banyak orang berprinsip: Money is power and money is everything!

Statement ini ada kebenarannya. Bayangkan saja: kekuatan uang bisa membuat Negara-negara di Asia bertekuk lutut dan menyembah-nyembah ke dunia Barat yang memang bergelimang dollar.


Banyak pemerintahan yang berkuasa, kalau kita perhatikan, semuanya itu mengabdi kepada uang dan bukan kepada Allah. Karena itu, lihatlah pemerintah seperti ini tidak ada kebenarannya, mereka duduk di kursi pemerintahan bertarung kekuasaan, karena kekuasaan adalah sumber uang yang sangat dahsyat.


Di dalam Alkitab, Tuhan bahkan rela menyama-ratakan diri-Nya yang agung itu dengan uang untuk menyadarkan kita betapa berkuasanya duit itu.

Sekarang, setelah kita mengerti uang itu sangat berkuasa, pastinya kita harus memilih: Mau sembah Allah atau Mr. Money? Sembah Mr.M tidak dapat Allah. Sembah Allah, Dia kasih uang yang cukup buat hidup. Allahlah sesungguhnya penguasa tunggal alam semesta dan yang terutama, Dia sayang padamu. Dia pasti memelihara hidupmu.


Lihatlah firman Tuhan selanjutnya:

"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?


Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?


Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?


Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.


Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."[iv]


Bagi anak Allah, Tuhan membuat hukum sendiri yang berbeda dengan hukum dunia. Anak dunia cari uang. Anak Terang cari Tuhan.


Best Regards,
Ev. Chang Khui Fa(source)
Taken from Book GARAM & TERANG for Youth, Road 5 Money! Money! Money!
[i] Matius 6: 19-20

[ii] Kejadian 4:17

[iii] Matius 6: 24

[iv] Matius 6: 25-34



0 komentar :

Posting Komentar