PERPULUHAN (1)
Mencuri Uang Tuhan?
Saya menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi tahun 1992. Waktu itu saya masih kuliah tingkat satu S-1 Akuntansi. Setelah bertobat, saya ikut Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) di Gereja Kristus Ketapang. Dalam KTB itu, kami mengupas firman Tuhan memakai Buku Memulai Hidup Baru (MHB).
Dalam buku MHB, banyak dibahas mengenai prinsip dasar kehidupan Kristen. Misalnya, bagaimana sih bersaat teduh? Kenapa berdoa? Kenapa harus ikut persekutuan? Nah, salah satu babnya mengenai perpuluhan. Pembahasan satu bab biasanya habis dalam dua minggu artinya dua kali pertemuan.
Isi pembahasannya, saya agak lupa, tetapi ada satu yang saya ingat sekali. Sampai sekarang masih terpatri. Apa tuh? Pembimbing KTB saya Ko Aang bilang, ”Perpuluhan itu adalah milik Tuhan. Kalau tidak bayar perpuluhan berarti mencuri uang Tuhan.”
Ha...?!! Mencuri uang Tuhan? Saya ini kan orang baik! Seumur hidup tidak pernah nyolong. Tapi kalau tidak bayar perpuluhan dibilang mencuri, rasanya tidak enak bangets pakai kata mencuri. Singkat cerita tidak lama setelah itu saya bekerja. Teringat gaji saya pertama Rp. 375 ribu di tahun 1994. Saya mulai kasih perpuluhan, kadang 35 ribu kadang 40 ribu
Kemudian saya kerja di Kantor Akuntan, gaji saya pertama kali Cetiau (baca: 1 juta rupiah) tahun 96. Saya kasih perpuluhan 100 ribu, ini baru perpuluhan loh, karena masih ada persembahan. Sebulan itu kan kebaktian 4 kali, perpuluhan di minggu pertama. Minggu 2, 3, 4 saya persembahkan lagi, bisa 10 ribu, atau 20 ribu tergantung gerakan hati.
Menurut pengalaman pribadi, saya belajar taat dari gaji yang masih imut. Kira-kira 3,5 th kemudian, gaji saya sudah sekitar 4 kali lipat. Perpuluhannya juga naik mengikuti penghasilan. Belajarlah setia dari yang kecil, nanti Tuhan tambahkan terus... Jangan pelit sama Tuhan.
Mengapa kita harus memberi perpuluhan? Alkitab bagian mana yang menyatakan demikian? Tahukah Anda, di mana pertama kali muncul kata perpuluhan?
Sesudah mengalahkan Raja Kedorlaomer dengan raja-raja sekutunya, Abram kembali. Lalu raja Sodom pergi menyongsong dia di Lembah Syawe yang disebut juga Lembah Raja.
Melkisedek, raja Salem yang juga menjabat imam Allah Yang Mahatinggi, membawa roti dan anggur untuk Abram, lalu memberkati Abram, katanya, "Semoga Allah Yang Mahatinggi, yang telah menciptakan langit dan bumi, memberkati Abram!
Terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah memberikan kepadamu kemenangan atas musuhmu." Setelah itu Abram memberikan kepada Melkisedek sepersepuluh dari segala barang rampasan yang telah dibawanya kembali.[i]
Melkisedek adalah Imam Allah yang maha tinggi, Abraham memberikan persepuluhan dari hasil perangnya kepada Melkisedek.
Rupanya Abraham sebagai bapa beriman mengajarkan persepuluhan kepada putranya Ishak, tidak terputus Ishak menurunkan kepada anaknya Yakub. Makanya, Yakub pernah bilang, ”Dan saya akan memberikan kepada TUHAN sepersepuluh dari segala sesuatu yang TUHAN berikan kepada saya. Batu peringatan yang saya tegakkan ini akan menjadi tempat pemujaan bagi TUHAN."[ii]
Janji Yakub ini adalah janji yang spontan, bentuk syukur kepada Allah karena Allah sudah memberkati dan menyatakan janji penyertaan padanya: Ingatlah, Aku akan menolong dan melindungimu, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawamu kembali ke negeri ini. Aku tak akan meninggalkan engkau sampai telah Kulakukan segala apa yang Kujanjikan kepadamu."[iii]
Allah duluan memberkati Yakub, baru kemudian Yakub memberikan perpuluhan kepada Tuhan. Jangan dibolak balik! Jaman sekarang ada gereja tertentu mengiming-iming, ”Hayo! Kasih perpuluhan pada Tuhan, nanti saudara akan diberkati!” Itu namanya nyogok Tuhan.
Jika Anda merasa sudah diberkati Tuhan, dianugerahi keselamatan, pekerjaan, dilimpahkan penghasilan yang cukup, apa berani berjanji seperti Yakub kepada Allah? Ada yang mau berjanji? Tuhan yang tahu hatimu dan lihatlah... Dia tidak pernah berhutang pada manusia!
Setelah era Abraham, Ishak, dan Yakub lewat, kita memasuki era Musa. Di dalam Hukum Musa sendiri tidak pernah muncul kata sepersepuluh, tetapi ada penambahan hukum menjadi Memberikan hasil pertama dan Memelihara konsistensi:
Kaupeliharalah juga hari raya menuai, yakni menuai buah bungaran dari hasil usahamu menabur di ladang; demikian juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan hasil usahamu dari ladang.[iv]
Setiap tahun kamu harus membawa ke rumah TUHAN Allahmu gandum pertama yang kamu tuai. Daging anak domba atau anak kambing tak boleh dimasak dengan air susu induknya."[v]
Perhatikan kata Kaupeliharalah dan gandum pertama. Ini mengindikasikan ada sebuah kebiasaan yang dibentuk seumur hidup masih dikandung badan, yakni selalu dan selalu, langgeng, tidak putus-putusnya dan terus-menerus memberikan kepada Tuhan, memberikan yang terbaik pada-Nya. Karena kalau yang terbelakang pasti sisa-sisa. Hasil yang pertama dan hasil yang terbaik itu berapa banyak?
Saya yakin minimal adalah sepersepuluh. Dalam Alkitab, kita percaya bahwa mereka memiliki peraturan yang menjadi tradisi turun-temurun. Artinya, kalau sudah dilakukan oleh nenek moyang (Abraham, Ishak dan Yakub), generasi berikutnya pasti akan melakukan juga.
Menelaah Alkitab, ada prinsip Accumulated Revelation: Apa yang sudah dinyatakan di Perjanjian Lama tidak akan diulang-ulang lagi, tetapi diberi penjelasan semakin lengkap hingga menuju Perjanjian Baru.
Semenjak Keluaran sampai Ulangan, kita tahu bahwa Bangsa Israel mendapat penekanan untuk memberi perpuluhan. Bukan sepersepuluh begitu saja (nanti dikasih yang jelek asalkan sepersepuluh), tetapi harus yang terbaik dan merupakan hasil pertama. Ini merupakan tanda syukur atas pemberian dari Tuhan Allah.
Bahkan jika ditotal seluruh persembahan itu, mencapai sepertiga dari penghasilan karena masih ada persembahan-persembahan lainnya.
Apa beda persembahan sepersepuluh dengan persembahan? Sepersepuluh adalah kewajiban, belum memberi. Kalau sudah melewati kewajiban, baru dianggap memberi persembahan. Lah, yang sepersepuluh itu kan jelas milik Tuhan, kalau Anda berikan yang sembilan per sepuluh punyamu... baru dikategorikan memberi persembahan.
Best Regards,
Ev. Chang Khui Fa(source)
Taken from Book GARAM & TERANG for Youth, Road 5: Money! Money! Money!
[i] Kej 14:17-18
[ii] Kejadian 28: 22
[iii] Kejadian 28: 15
[iv] Keluaran 23: 16
[v] Keluaran 23: 19
0 komentar :
Posting Komentar