Bayangkan...seperti apa tuh rasanya jika tidak pernah mengenal istilah sedetik, semenit atau sejam? Or tidak tahu istilah terlambat atau kepagian? Nah, jaman dulu manusia tahu tentang waktu hanya dari satu sumber: Matahari. Zaman dulu dikenal jam matahari. Petunjuknya berdasarkan letak bayangan yang jatuh.Terang waktu kerja, gelap waktu bobo.
Pada tahun 1200-an, jam mekanik pertama dibuat, dengan sebuah bel sebagai petunjuk waktu. Tahun 1300-an ditambahkan angka dan jarumnya. Ini adalah deklarasi manusia yang ingin independen terhadap matahari, bukti baru atas keunggulan manusia atas dirinya sendiri dan atas keadaan sekelilingnya.
Diciptakannya Mesin Uap oleh James Watt, mendorong terjadilah revolusi industri di Britania dan Eropa. Di tahun 1879, berkat ketekunan, Thomas Alfa Edison akhirnya berhasil menciptakan lampu. Dengan adanya lampu, jam kerja makin malam dan malam. Lembur. Kerja terus, dikejar garis kematian (baca: dead line). Begitulah...manusia terjebak dengan penemuannya sendiri yang menghabiskan seluruh energi tanpa istirahat yang cukup.
Apa itu waktu? Siapakah dia? Susah dimengerti dan dijabarkan tetapi NYATA dan jelas kita berada di dalamnya. Perubahan adalah bukti bahwa kita dikuasainya.
Menurut ahli waktu Arthur Dunn, Alkitab membedakan antara chronos (kronos) dan kairos.
Chronos adalah kata Yunani untuk waktu kronologis. Merupakan jumlah waktu yang tersedia. Urutan kejadian yang disusun berdasarkan waktu: Dulu, Sekarang dan Nanti. Sekarang akan menjadi dulu, nanti akan menjadi sekarang. Begitu seterusnya.... Time management erat berkaitan dengan chronos. Waktu adalah sumber daya unik, walau demikian tidak mungkin dikumpulkan, juga tidak dapat dihentikan dan dijalankan kembali sesuka hati. Waktu tidak dapat diganti atau dikejar, waktu terus berdetak dan kita tahu enam puluh (60) detik dalam setiap menit sangatlah berharga. Telat satu detik aja, kereta sudah menutup pintunya dan tak seorangpun diijinkan masuk.
Kesibukan dan produktivitas biasanya merupakan aktivitas chronos, sedangkan spiritualitas dan kontak manusia dalam berelasi biasanya merupakan aktivitas kairos.
Kairos: More Than Just A Time. Kairos adalah moment. Waktu terbaik. Kesempatan berharga. Ingat Segala sesuatu ada moment-nya! Esensi dari Kairos adalah berapa banyak nilai yang Anda dapatkan dan bukan berapa banyak kronos yang Anda letakkan dalam waktu yang tersedia.
Seperti pepatah ini, “What count is not the number of hours you put in, but how much you put in the hours.” Kairos adalah waktu yang signifikan: penuh makna, vertical, waktu yang berkualitas, waktu yang bersifat momentum, kesempatan yang tidak terulang dua kali.
Pepatah Cina mengatakan “Hidup ini hanya memberi Anda waktu dan ruang - jadi terserah Anda bagaimana mau mengisinya.”
Manajemen Waktu atau Manajemen Aktifitas?
Ada pemuda berkata, “Kak, tolong doakan saya supaya bisa mengatur waktu dengan baik ya...” Btw, dulu saya juga pernah berurusan dengan hal yang sama, sampai saat ini. But...
Masalahnya, manusia tidak bisa mengatur waktu. Waktu tidak bisa dipercepat atau diperlambat, diperbanyak atau dikembangbiakkan. Istilah “manajemen waktu” sebenarnya bicara soal me-manage aktivitas kita. Intinya adalah untuk memastikan bahwa semua aktivitas dapat diselesaikan dalam alokasi waktu yang tersedia secara aktual dengan limitasinya.
Di dunia ini ada seorang yang sangat berhikmat, dialah Raja Salomo. Dia berkata, “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.”[i]
Jelas, sebenarnya manusia hidup dalam waktu yang tidak bisa diatur. Kapan waktu itu harus tambah cepat atau tambah lambat atau distop... siapa yang bisa? Waktu berada dalam kuasa Sang Pengendali Agung yang berdaulat, yaitu Tuhan. Hanya Dia yang mampu menyetop waktu.[ii]
Bagian kita adalah dengan bijaksana menggunakan waktu yang diberikan. Dalam sekian jumlah waktu yang ada, segala aktivitas dapat diselesaikan dengan baik, benar, efektif, efisien, produktif dan terkendali.
Manajemen aktifitas (Activity Management) adalah upaya untuk meminimalisir pergumulan dan penyesalan dalam hidup. Ujung-ujungnya, kita tidak lagi dikendalikan waktu tetapi mengendalikannya.
“Wuahh!! Jika ini dapat terjadi dalam hidup kita, maka life will never be the same...alias hidup kita tidak akan sama lagi...alias hidup kita gak gitu-gitu aja, tapi ada grafik hidup yang meningkat... semakin hari so pasti semakin baik.”
Manajemen aktivitas membawa hidup bahagia, bermakna, tidak stress. Dengan mengatur aktifitas, kita bisa mengalami terobosan-terobosan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti rohani, keuangan, pelayanan, keluarga, hobi, minat, pekerjaan, pendidikan, dan pasangan hidup tentu saja. Kalau kerja terus, ga pernah kasih waktu untuk bergaul mana bisa dapat pasangan hidup?
Pastinya, Anda harus berjuang untuk mendapatkan keseimbangan dalam seluruh aspek hidupmu.
What next? Mari kita coba memahami prinsip-prinsip pentingnya.
(bersambung)
Best Regards,
Ev. Chang Khui Fa
[i] Pengkotbah 3:1-8
[ii] Yosua 10:12-13
14 September, 2011
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar