03 Desember, 2011



Ps. Jeffrey Rachmat

Christmas season dikenal juga sebagai holiday season yang sangat ditunggu-tunggu bukan saja oleh kalangan anak-anak Tuhan di gereja namun juga semua orang terutama para pebisnis. Mereka tahu bahwa perputaran uang sangat besar terjadi selama musim Natal.

Seorang teman berkata bahwa pendapatan terbesarnya selama setahun sebagian besar diperoleh saat musim Natal. Bayangkan apa yang terjadi selama musim Natal. Orang tukar-menukar kado. Jika Anda terlibat lebih dari satu pelayanan, saya tidak tahu berapa kali Anda tukar kado, kartu, makanan, kue, dan sebagainya.


Bayangkan betapa hebatnya musim Natal: dekorasi di mana-mana, lampu-lampu, sinterklas-pit hitam, dan sebagainya. Kalangan gereja sibuk oleh kebaktian ekstra dengan durasi yang juga ekstra. Semua tiba-tiba menyanyi dengan baju baru, dan sebagainya. Tidak ada salahnya. Namun kita punya sesuatu yang baik dan baru untuk dipersembahkan.

Di luar semuanya, Christmas tidak bisa dipisahkan dari Christ yakni Kristus yang datang ke dunia ini. Kita bisa tukar-menukar kado, saling mengirim kartu-makanan-kue, menjadi sinterklas, namun tanpa Kristus, kita belum mendapat makna Christmas yang sesungguhnya. Christmas is about Christ.


Matius 1:18-21
(18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
(19) Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
(20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
(21) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

Tidak ada yang dapat menyelamatkan kita dari dosa selain Yesus Kristus. Karena begitu besar kasih Allah, maka dikaruniakan anakNya yang tunggal. Kasih selalu ingin memberi. Kasih, cinta, atau lovemungkin menjadi kata yang paling sering disebut atau sering kita dengar. Alkitab berkata bahwa kasih tidak dapat dilepaskan dari memberi. Kasih bukan merampas.

Kasih berkorban. Kasih selalu ingin menguntungkan orang lain. Kasih selalu ingin membuat orang lain bahagia, ingin memberi meski harus berkorban. Inilah kasih yang sering disebut manusia namun jarang didemonstrasikan karena yang lebih banyak dilakukan adalah nafsu atau lust.
Nafsu adalah lawan dari cinta karena bertujuan menyenangkan diri sendiri dengan jalan mengorbankan orang lain. Nafsu adalah: “If you love me, give it to me!”It’s all about meI love you so much berarti berkorban untuk orang lain karena ingin membuat orang lain senang, bukan merampas dari orang lain.

Itu sebabnya Yesus adalah kado terbesar yang manusia dapat terima. Tidak ada hadiah yang dapat menghapuskan dosa kita. 650 sukarelawan JPCC menerima kado. Namun seberapa hebat kado yang mereka terima, tidak ada satupun yang dapat menghapus dosa mereka. Meski hadiah utama sudah diberi, itupun tak dapat menghapus dosa.

Jika mereka begitu senang menerima kado, kita yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat harusnya lebih senang karena Yesus dapat menghapus dan menyelamatkan kita dari dosa. Saya sadar tak bisa memberi hadiah pada semua yang saya kenal meski saya ingin tapi saya bisa menjadikan diri saya sendiri kado bagi mereka semua.

Ini adalah keputusan yang kita semua dapat kita ambil. Kita mungkin tidak punya uang banyak untuk membeli kado pada semua yang kita kenal namun jika mengambil keputusan menjadikan hidup kita sendiri sebagai kado bagi orang yang kita kenal, keputusan ini akan mengubah hidup kita.

Kita tentu tak akan memberi kado jelek pada orang yang kita kasihi tapi yang terbaik. Saat mengambil keputusan menjadikan diri kita hadiah bagi orang yang kita kasihi, mau tak mau kita harus menjadikan diri kita yang terbaik sehingga orang yang kita kasihi mendapat keuntungan dari kado yang mereka terima.

Sadar tidak sadar, kita semua memulai kehidupan as a give to the world, sebagai sebuah kado. Jika kita membesuk teman yang baru punya anak di rumah sakit, lihat betapa senangnya kedua pasangan tersebut menerima seorang anak dalam pelukan mereka. Mereka akan berkata, “ini kado yang sangat luar biasa, sangat hebat. Ini merupakan hadiah yang kami terima dari Tuhan!”

 Apa yang terjadi selanjutnya dalam masa pertumbuhan? Mengapa kita kemudian tidak menjadikan diri kita sebagai kado bagi orang lain?

Beberapa hari ini, saya menerima kado dan merasa senang. Namun kado paling utama adalah Yesus yang sudah saya terima beberapa tahun lalu. Kado-kado yang sekarang saya terima adalah bonus. Kado yang sesungguhnya ada di dalam.

Sama seperti saat memperoleh bayi, kita senang karena menerima hadiah dari Tuhan. But the real gift is inside the baby. Hadiah yang sesungguhnya ada di dalam dan selama Tuhan titipkan anak tersebut, kita punya tugas untuk membuka atau membongkar sehingga kado yang sesungguhnya bisa muncul karena yang di dalam lebih berharga dari apa yang ada di luar.

Ini juga menjadi pelajaran yang baik bagi Anda yang ingin mencari jodoh. Dari luar boleh kelihatan bagus tapi the real gift is inside. Jangan langsung berkata bagus sebelum mengetahui apa yang ada di dalam. Bisa saja dalamnya kosong. Pada akhirnya, bungkus tetap harus dibuka dan kita harus mengeluarkan kadonya. Ini yang selalu saya coba lihat dalam diri anak-anak saya.

Tanggungjawab orang tua adalah membuka bungkus kado (unwrap) sehingga bungkus kado bisa keluar. Saat dibuka, kita akan luar biasa terkejut. Inilah hadiah yang sesungguhnya: ada di dalam.

Cara kerjanya: Kado dimasukkan, ditutup, dibungkus, dikembalikkan, dikeluarkan dalam bentuk bayi. Kita adalah the real gift. Itu sebabnya dalam bahasa Inggris talenta disebut “gift”. Tuhan telah menaruh gift dalam tiap diri kita. The real gift ada di dalam kita. Itu sebabnya jangan hanya hidup bermodalkan apa yang kelihatan: gue kurang cantik, kurang mancung, dan sebagainya.

Tidak masalah jika punya uang. Temukan saja dokter yang bagus. Namun tak jadi soal jika kita tak memilikinya sebab hadiah yang sesungguhnya yakni talenta, ada dalam diri kita. Talenta dibungkus dalam sebuah badan. Jika kita dapat mengeluarkannya, hadiah ini akan menarik hadiah lainnya.

Orang-orang yang diberkati di dunia ini adalah orang-orang yang berhasil mengeluarkan gift-nya dangift menarik gift-gift yang lain. Dalam hidup ini, masalahnya bukan hanya bagaimana cara menarik hadiah-hadiah lain dengan talenta yang kita miliki tapi bagaimana mempertahankan dan menikmatinya.

Kita baru belajar dari orang yang paling kaya di bidang olahraga yang saat ini sedang kesepian dan tidak tahu harus berbuat apa: Tiger Woods. Saya berempati dengan Tiger Woods namun kita dapat menarik pelajaran bahwa yang diinginkan oleh dunia pada akhirnya bukan hanya talenta yang sesungguhnya namun karakter yang dapat menopang talenta tersebut.

Jika karakter seperti ini tidak ada, orang dunia tak akan menghormati talenta yang sesungguhnya.

Buktinya, sebuah perusahaan arloji yang terkenal menggunakan Tiger Woods sebagai icon-nya melepaskan diri dan tidak lagi mau diasosiasikan dengan Tiger Woods padahal talentanya masih ada. Dalam golf, tidak ada di antara kita yang sudah mampu mengalahkan Woods hingga hari ini.

Mata Tuhan ke mana-mana, mencari orang yang bisa Ia percaya. Yang menaruh talenta adalah Tuhan sendiri, bukan manusia. Tuhan ingin pastikan gift yang Ia taruh dalam diri manusia dapat dikeluarkan dan membawa kemuliaan bagi namaNya.

Itu sebabnya tugas penting saya sebagai orang tua adalah mengeluarkan talenta yang dimiliki anak-anak saya dan mendidik, mengimpartasi, menaruh nilai-nilai Kerajaan Allah dalam hidup mereka karena pada akhirnya gift tanpa karakter tidak akan berarti apa-apa.

Pahami hal ini dan teruskan tahun-tahun perjalanan berikut dalam hidup kita untuk membongkar apa yang Tuhan letakkan dalam diri kita tanpa lupa membuat support system supaya nama Tuhan dimuliakan dan pada saat bersamaan menjadi berkat bagi banyak orang.

Jadi tak masalah jika hari-hari ini kita tidak mempunyai apa-apa untuk memberi. Kita dapat mengambil suatu keputusan untuk memberikan hidup kita sebagai hadiah bagi orang lain.

Saya tidak bisa memberi Anda semua hadiah namun saya berkeputusan menjadikan diri saya hadiah bagi Anda semua dan untuk itu tidak bisa tidak, saya harus menjadi yang terbaik dari diri sendiri supaya orang-orang yang menganggap saya hadiah dapat menerima yang terbaik di tangan mereka.

Kalau selama ini hidup kita belum menjadi hadiah bagi orang lain, Anda dapat mengambil keputusan dan keputusan yang Anda ambil hari ini akan sangat menentukkan hari-hari berikutnya.

Suatu hari Nikodemus yang merupakan seorang pemuka agama, kepala rumah ibadat, pemimpin agama Yahudi, datang kepada Yesus. Dia bertanya bagaimana caranya melihat Kerajaan Allah. Yesus menjawab bahwa ia harus dilahirkan kembali karena jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.

Saat lahir pertama kali dalam daging, kita menjadi hadiah bagi keluarga kita. Saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita mnenjadi hadiah bagi dunia.

Christmas menjadi peringatan bahwa Yesus datang sebagai hadiah untuk kita karena melalui Dia, kita terselamatkan dari dosa. Saat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, hidup kita kembali pada Tuhan. Selanjutnya, jadikan diri kita hadiah bagi banyak orang.

Ada sebuah kutipan dari John Burns melalui twitternya: Every right choice we make specially in the face of temptation, is a gift that we give to the world. That’s keeps on giving the generation to come. Setiap keputusan yang benar yang kita ambil saat berhadapan dengan pencobaan, merupakan kado yang besar yang kita berikan pada dunia yang akan terus akan dinikmati generasi berikutnya.

Tidak semua orang hari-hari ini dapat merayakan pesta atau mengalami terobosan sesuai keinginan. Beberapa orang masih harus berjuang karena dalam musim ini, perjalanan belum sampai pada akhirnya.

Namun keputusan untuk tetap duduk diam, tetap melayani Tuhan, tetap pergi ke gereja, tetap mencintai Tuhan, merupakan kado yang kita berikan pada orang-orang sekitar karena saat berhadapan dengan pencobaan, kita mengambil keputusan yang tepat.

Mungkin kita tidak dapat memberi kado pada semua orang yang kita cintai tapi keputusan untuk tetap ada dalam firman Tuhan, tertanam di gereja, melayani Tuhan, merupakan hadiah tak ternilai untuk orang-orang yang kita cintai. Keputusan inilah yang merupakan terobosan bagi kita.

Terobosan akan terjadi jika kita tetap berakar dalam firman Tuhan. Pintu yang tidak pernah terbuka akan terbuka. Doa yang kita naikkan akan dijawab Tuhan. Solusi yang kita cari selama ini akan Tuhan beri karena Tuhan bukanlah Tuhan yang pernah mengingkari janjiNya atau berbohong. Dia adalah Tuhan yang menggenapi janjiNya.

Credit : Ishak Surya

0 komentar :

Posting Komentar