Ps. Jeffrey Rachmat
Dalam kitab Yosua, Tuhan berbicara pada Yosua untuk tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan. Artinya, kita harus fokus. Pandangan jangan dialihkan dari apa yang Tuhan ingin kita lakukan. Ini merupakan sebuah hal yang sangat penting.
Jika kita ke luar saat matahari terik, mengambil kertas dan kaca pembesar, meletakkan kaca pembesar di atas kertas di bawah sinar matahari dan terus fokus, suatu titik api akan muncul. Namun jika tidak fokus, tidak sabar, dan terus berpindah, kita tidak akan mendapat apa-apa.
Fokus perlu untuk keberhasilan namun fokus bukan segala-galanya. Kita fokus bermain games namun jika tak pernah berlatih, sulit untuk memenangkannya.
Perhatikan pertandingan-pertandingan olahraga profesional. Saat serve, semua penonton harus diam supaya mereka dapat fokus melakukan serve. Namun sefokus-fokusnya seseorang, tanpa pernah berlatih tidak akan pernah menang.
Fokus menjadi suatu hal sangat penting jika orang tersebut sudah mempersiapkan diri dengan baik. Fokus yang terpecah menyebabkan seseorang sulit menang.
Seorang atlit luar biasa yang sudah mempersiapkan diri dengan hebat jauh-jauh hari sebelumnya, hanya kira-kira satu jam sebelum bertanding menelepon pacarnya meminta restu namun entah mengapa masuk dalam pembicaraan yang seharusnya tidak dibicarakan sehingga bertengkar di telepon. Akhirnya sang pacar berkata, “kalau gitu kita putus aja deh!”
Besar kemungkinan si atlit tidak lagi bisa berkonsentrasi atau fokus di pertandingan dan kalah dengan mudah. Sembari bertanding, pikiran ada di pacarnya. Itu sebabnya beberapa pelatih melindungi atlitnya dengan melarang menelepon atau mengambil handphone sebelum bertanding.
Kalau ada keluarga yang sakit, misalnya masuk ICU, seorang atlit biasanya baru diberitahu setelah pertandingan selesai. Pelatih tidak mau konsentrasi si atlit terpecah. Fokus merupakan sebuah hal yang penting. Kita harus mengerti the power of focus.
Lukas 11:34-36
(34) Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu.
(35) Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.
(36) Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya."
Lukas 11:34-36 (KJV)
(34) The light of the body is the eye: therefore when thine eye is single, thy whole body also is full of light; but when thine eye is evil, thy body also is full of darkness.
(35) Take heed therefore that the light which is in thee be not darkness.
(36) If thy whole body therefore be full of light, having no part dark, the whole shall be full of light, as when the bright shining of a candle doth give thee light
Kata “baik” diterjemahkan King James Version sebagai “single”. Mata single bukan berarti hanya bermata satu secara fisik namun kita hanya memiliki single minded (bukan double minded). Jika mata kita single, segala sesuatunya tiba-tiba menjadi terang.
Saat melepas kacamata, saya masih dapat melihat semua orang namun tidak bisa melihat ganteng dan cantik. Semua terlihat sama. Saya harus mendekat agar dapat melihat jelas. Kadang saya melepas kacamata karena pusing. Suatu saat, saya duduk di restoran melepas kacamata dan melihat seseorang tertawa pada saya. Saya balas tertawa tanpa tahu siapa dia.
Agar tak dipandang sombong, saya mengenakan kacamata dan ternyata ia adalah teman baik. Saya pun langsung berkata, “oh! Sori! Daritadi saya tidak pakai kacamata!” Dia menjawab, “oh, pantas! Dari tadi saya lihat kamu tapi kamu hanya mesem-mesem aja....”
Demikian pula halnya dengan fokus. Banyak orang bingung dengan masa depan, bimbang terhadap segala sesuatu. Pada dasarnya karena mereka tidak belajar untuk fokus. Banyak orang gagal menentukan masa depan karena tidak fokus.
Yakobus 1:6
(6) Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
(7) Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
(8) Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Saat mata diperiksa di toko optik, jika tidak fokus, kita akan sulit membedakan huruf F atau P, A atau N, D atau O, dan seterusnya. Seperti inilah orang yang double minded, yang ingin mencampuri pikiran Tuhan dan manusia. Sebagai anak Tuhan, kita seharusnya single minded atau melihat firman Tuhan sebagai solusi dari setiap pertanyaan dan masalah yang kita hadapi.
Orang yang tidak fokus, ingin dunia sekaligus Tuhan, tidak akan menerima sesuatu dari Tuhan. Mereka juga tidak akan tenang hidupnya dan penuh keraguan. King James Version menulis orang yang tidak tenang hidupnya sebagai “unstable” atau tidak stabil. Namun jika fokus, pandangan menjadi jelas dan tahu apa yang kita mau. Orang seperti ini akan menerima sesuatu dari Tuhan.
Kacamata sebenarnya membantu kita memfokuskan pandangan sehingga menjadi jelas. Saat semua lensa fokus ke satu arah, semua tiba-tiba menjadi terang.
Jika dating dengan terlalu banyak orang, kita jadi bingung ingin dengan yang mana. Lama-lama, semua sudah kawin dan kita belum. Orang yang double minded tidak akan menerima apa-apa. Belajarlah untuk single minded, fokus, dan memiliki mata yang baik.
Banyak orang tidak menemukan masa depan, bingung dengan tujuan hidupnya, tidak serius mencari Tuhan, kadang muncul kadang tidak, kadang melayani kadang tidak, kadang ke gereja kadang tidak. Orang yang timbul tenggelam sulit mendapatkan sesuatu dari Tuhan. Ia tidak meraih apa-apa.
Fokus membantu kita mengatasi gangguan
Fokus membuat kita tahu tujuan hidup termasuk bisnis yang kita inginkan. Kejelasan membantu kita mengatasi semua godaan dan memberi ekstra kekuatan mencapai apa yang kita inginkan.
Orang yang fokus mempersiapkan pernikahan, tahu bahwa dirinya butuh biaya pernikahan. Maka ia pun fokus bekerja untuk hal tersebut. Suatu hari ada tawaran sale handphone canggih yang ia inginkan. Namun karena fokus mencari biaya menikah, ia mampu berkata, “nggak dulu deh. Saya butuh biaya menikah. Lagipula siapa tahu ada yang memberi saya handphone saat menikah.”
Fokus berarti pengorbanan
Fokus membuat kita harus berkorban atau menderita. Kita tidak dapat membeli barang yang kita sukai demi meraih sesuatu yang lebih besar. Misalnya, kita harus mengeluarkan biaya besar tahun depan karena anak mulai masuk sekolah. Untuk itu, kita harus berkorban tidak membeli barang-barang yang diinginkan. Yang penting anak bisa sekolah.
Jika ingin fokus menyelesaikan skripsi tahun ini, kita harus berkorban untuk tidak bersenang-senang dengan teman-teman paling tidak sampai skripsi selesai.
Seorang atlit yang akan menghadapi pertandingan besar, harus berkorban. Mereka kadang-kadang harus dipisahkan dari keluarganya agar bisa fokus menghadapi kejuaraan.
Adakalanya pengorbanan bersifat relationship. Orang yang sedang fokus menyelesaikan studi tak lagi bisa keluyuran dengan teman-temannya. Karena terlalu sering menolak ajakan, teman-temannya pun berkata, “wah, you no fun anymore! Lain kali gue ga mau ajak kamu lagi deh!” Tidak jadi soal karena dirinya sedang fokus menyelesaikan studi.
Fokus kadang-kadang dapat membuat hubungan seseorang menjadi retak.
Kita ke gereja dan tahu bahwa Tuhan mengasihi kita, namun pacar tidak suka kita pergi ke gereja. Pacar tak lagi dapat melakukan hal-hal yang ia suka karena kita sudah tak mau lagi melakukan hal-hal seperti itu. Apa yang terjadi? Cepat atau lambat hubungan semacam ini harus berakhir karena kita fokus pada rencana Tuhan dalam hidup.
Fokus memerlukan pengorbanan namun di balik pengorbanan tersebut ada sukacita besar karena kita mendapat apa yang kita mau. Di balik pengorbanan, secara tak sadar kita mengembangkan pola kehidupan yang membuat kita disiplin dan teratur.
Fokus adalah a place of agreement (tubuh, jiwa, roh ada di satu posisi)
Filipi 3:13-14
(13) Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
(14) dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Filipi 3:13-14 (NLT)
No, dear brothers and sisters, I am still not all I should be, but I am focusing all my energies on this one thing: Forgetting the past and looking forward to what lies ahead, I strain to reach the end of the race and receive the prize for which God, through Christ Jesus, is calling us up to heaven.
Fokus adalah a place of agreement atau tubuh, jiwa, dan roh berada pada satu posisi. Itu sebabnya firman Tuhan berkata jika dua orang setuju, akan diberikan.
Contohnya adalah saat kita ingin dan berniat berlibur. Roh, tubuh, jiwa, emosi benar-benar ingin berlibur sehingga kita menyingkirkan handphone dan aneka urusan pekerjaan lainnya. Karena semua tenaga dan pikiran diarahkan pada satu hal, kita pun menjadi sangat menikmati liburan.
Tapi banyak orang berlibur namun pikiran masih berada pada pekerjaan. Handphone terus menyala. Meski sedang bermain dengan anak, ia sibuk telepon dengan kantor. Akibatnya, ia tak bisa menikmati liburannya. Semua adalah pilihan.
Fokus adalah mengambil semua sumber, informasi, ide, kemudian disalurkan pada satu tujuan. Itu sebabnya fokus akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa.
Seseorang yang fokus bukan berarti tidak mau tahu dengan keadaan sekitar. Justru karena sadar akan keadaan sekitarlah maka ia berfokus. Fokus bukan berarti kita tidak mau tahu yang lain. Justru karena tahu apa yang ada di sekitarlah maka kita membuat keputusan untuk fokus.
Saya suka menonton bola. Masalahnya, siaran langsung liga (premiere league) tayang tiap Sabtu malam. Orang yang kebaktian jam 11 masih dapat menonton tapi saya tidak.
Saya harus bangun pk 05.30 dalam keadaan fresh pada keesokan paginya agar dapat hadir pada kebaktian pertama. Saya harus berkorban meski sangat suka pada beberapa acara televisi Sabtu malam.
Fokus berarti belajar berkata “tidak”
Mengatakan “tidak” adalah sesuatu yang sulit. Saat masih kecil, kata yang paling sering keluar lebih dulu adalah “tidak”. Saat dewasa, berubah menjadi serba “yes”.
Kita semua ingin excellent dan berhasil. Saat excellent dalam melakukan segala sesuatu, kita akan mendapat banyak pekerjaan. Orang ingat sehingga kita bahkan kelebihan pekerjaan karena orang yang excellent adalah orang yang dapat diandalkan. Banyak orang mengandalkan kita.
Namun jika tidak pernah diberi pekerjaan karena orang sibuk melempar pada orang lain sehingga melewatkan kita, jangan berkata, “puji Tuhan, di kantor gue nggak pernah dikasih kerjaan!” Keliru besar. Ini berarti kita tidak diandalkan sehingga dengan mudah posisi kita tergantikan orang lain.
Di sisi lain, excellent membuat produk A membuat kita mendapat banyak tawaran mengerjakan produk A. Kita senang dan dapat diandalkan. Namun berhati-hatilah. Jangan semua dijawab ”ya” karena pabrik kita memiliki kapasitas.
Jika tak pernah berkata “tidak”, kita akan kelebihan pekerjaan yang melampaui kapasitas sehingga tak lagi excellent. Kita yang tadinya bisa diandalkan, mulai tidak bisa diandalkan. Kita rakus ingin mengambil semua dengan pemikiran: “mumpung... kapan lagi?”
Banyak anak muda seperti ini. Usaha sukses dan kemudian tak sadar kapasitasnya. Saat mulai kebanyakan pesanan, seharusnya kita perlu membenahi sistem, memperbesar kapasitas, atau mendelegasikan tugas pada orang lain sehingga tingkat excellent tetap sama di semua bidang.
Fokus sangat penting. Belajarlah berkata “tidak”. Saat sedang fokus belajar dan melihat ada tayangan menarik di televisi, belajarlah berkata “tidak!” pada diri sendiri.
Saat membangun bisnis dengan modal pas-pasan, mulai lihat terobosan namun kemudian ditawari usaha lain yang terlihat menggiurkan jangan langsung berkata “ya”. Akibatnya, konsentrasi terpecah, modal terpecah, dan usaha yang tadinya mendapat terobosan tak lagi muncul. Akhirnya, keduanya pergi begitu saja: modal dan pekerjaan hilang, kita bangkrut.
Kita harus fokus. Jika memiliki waktu lebih dan kapasitas lebih besar, kita dapat mengambil yang lain. Sama halnya dalam gereja. Gereja harus tahu kapasitasnya dalam melayani orang. Gereja harus memperbesar kapasitas karena harus ada orang-orang yang bekerja lebih agar dapat menampung banyak orang dan tetap excellent dalam tiap pelayanan.
Amsal 4:25-27
(25) Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
(26) Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.
(27) Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.
Konsentrasi ke depan karena tidak semua pintu patut untuk kita masuki. Ada orang berkata, “waduh pak, kalau bukan Tuhan, tidak mungkin pintu terbuka!” Tidak semua pintu terbuka datang dari Tuhan. Di bandara internasional, semua pintu mulai D1 sampai D7 terbuka. Apakah saat melihat pintu D1 terbuka kita berkata, “haaa... ini pintu dari Tuhan!” dan kemudian masuk?
Di tiket tertulis tujuan Hongkong harus melalui pintu D4. Saat melewati pintu D1, tak mungkin kita berkata, “ah ngapain ke D4? Pintu D1 kan sudah terbuka, kita ke D1 aja!” Bisa saja kita bisa berhenti di Abu Dhabi. Intinya, belum tentu semua pintu dari Tuhan. Bisa jadi dari Tuhan namun tergantung tujuan. Jangan entengkan segala sesuatu.
“Waduh, kok bisa dalam kebaktian ini dia duduk di sebelahku? Pasti ini dari Tuhan!” Bisa saja karena satu-satunya tempat sisa. Masih banyak hal lain yang perlu kita periksa selain tempat duduk. “Kok bisa pemimpin pujian menyuruh kita bersalaman dan berkata ‘you are the best looking thing, today’?” Dia pemimpin pujian, tiap minggu memang berbicara seperti itu.
Apa yang terjadi jika kita duduk bersebelahan dengan orang bertampang “jelek”?
Kadang kita entengkan segala sesuatu padahal tidak semua pintu terbuka perlu kita masuki. Kadang-kadang berat untuk mengatakan “tidak”. Tapi bayangkan jika semua undangan yang datang harus saya jawab “ya”. Saya tidak mungkin bertemu dengan isteri.
Banyak sekali undangan yang masuk ke meja saya. Undangan dari satu gereja saja bisa 52 minggu. Ini belum termasuk gereja lain, persekutuan kantor, retreat luar kota-luar negeri, dan sebagainya. Bayangkan apa yang terjadi jika semua undangan saya terima.
Saya berani berkata “tidak” dan fokus dengan apa yang Tuhan berikan di tangan yaitu JPCC. Di JPCC-lah saya harus lakukan sebaik mungkin. Di tempat inilah saya tidak bisa berkata “tidak”. Di tempat ini saya harus berkata “ya” karena Tuhan memanggil saya di sini.
Jika punya waktu ekstra dan tidak menganggu kiri-kanan, ada kepentingan, kenal, dan dapat membangun sesuatu di tempat lain, barulah saya dapat menjawab “ya”.
Tapi ada orang yang tidak mengerti dan berkata, “sombong banget dia! Nggak pernah mau kalau diundang. Musti dibayar berapa?” Urusannya bukan bayaran tapi fokus . Suatu hari, sayalah yang harus bertanggung jawab di hadapan Tuhan untuk apa yang Tuhan letakkan di tangan saya.
Dengan prinsip fokus, sejak awal saya mempunyai slogan “supir dilarang diganggu”. Saya tidak mau diganggu. JPCC ibarat pesawat. Bayangkan jika pilot pesawat terus diganggu. Bukan hanya sekedar merugikan orang yang bersangkutan tapi merugikan satu pesawat termasuk perusahaannya.
Itu sebabnya jika ingin konseling bukan ke saya tapi ketua sel. Itu sebabnya masuklah ke komsel, biarkan diri diketahui orang, diri kita terbuka, orang tahu bagaimana kita hidup sehingga jika tersandung sesuatu, ketua komsel dapat mendeteksi dan memberitahu letak kesalahan.
Jika Anda “langsung tembak” pada saya, saya tak tahu bagaimana Anda hidup.
Bagaimana dapat memberi saran yang baik jika hanya menebak-nebak apa yang terjadi? Karena tak diganggu, saya jadi dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih penting. Saya bukan sedang berkata bahwa masalah Anda kurang penting namun saya bicara soal umat secara keseluruhan.
Saya pun dapat lebih banyak belajar melalui kaset dan buku, mendengar CD pengajaran, menyiapkan program, khotbah, dan sebagainya. Fokus membuat kita dapat bertumbuh.
Dalam perjalanan, banyak tawaran membuat ini-itu seolah ada jalan ke kiri-kanan yang dapat dilalui. Namun firman Tuhan menyuruh kita fokus.
Dalam pesawat, ada first class, business class, dan economy class. Namun tak peduli seberapa mahalfirst class, kalau ada orang di WC , kita tetap harus menunggu. Tidak bisa kita berkata, “masa gue udah bayar mahal dan masih harus nunggu? Nggak bisa! Gue mau ke pilot!”
Bayangkan jika sedikit-sedikit pilot diganggu. Bayangkan jika pilot sudah marah besar dan melepas semua kendali. Banyak yang tidak mengerti hal ini dan suka-suka sendiri. Mereka tidak tahu bahwa perbuatannya dapat merusak hal yang lebih besar. Itu sebabnya kita harus belajar untuk fokus.
Andy Stanley mengatakan bahwa “kunci konsentrasi adalah eliminasi atau menyingkirkan yang lain.” Dalam buku yang sama, Andy Stanley berkata, “the less we do, the more we do.”
Iblis dapat mengambil peran dengan mencoba mengalihkan perhatian dari tujuan kita. Iblis sangat jago dalam hal ini karena ia adalah tulang tipu, membuat orang percaya pada hal yang salah.
Kita tertipu saat menerima suatu kebohongan sebagai kebenaran. Orang sering tertipu karena tidak punya single minded. Jangan tertipu, belajarlah untuk fokus.
Credit : Ishak Surya
0 komentar :
Posting Komentar