04 Desember, 2011



Ps. Jeffrey Rachmat

Saya suka dan banyak belajar dari American Idol. Yang saya pelajari antara lain adalah bahwa gairah saja tidak cukup. Semua kontestan yang hadir dan mengantri sejak malam hari, punya gairah untuk menjadi the next American Idol. Tanpa talenta yang mendukung, kita tidak akan menjadi apa-apa.

Hal lain yang saya pelajari adalah banyak orang tak mengerti apa talenta atau kekuatannya. Kebenaran pun sangat menyakitkan. Saat seseorang tak menyanyi dengan benar, juri berkata dirinya tidak bisa menyanyi. Akibatnya, sang peserta marah-marah dan mengutuk penilaian juri. Mereka tidak siap menerima kebenaran bahwa dirinya tak punya talenta.

Yang memiliki talenta pun tak cukup tanpa passion. Mereka menjadi seseorang bersuara bagus namun hanya menyanyi untuk kalangan sendiri yakni di kamar mandi atau kamar pribadi. Ada pula yang memiliki passion dan talenta namun tak dibungkus dengan kepribadian yang baik.  

Saya mendengar banyak komentar juri yang berkata bahwa seorang kontestan berpenampilan yang mudah dilupakan orang, namun ada pula juri yang berkomentar, “kamu berbeda! Kamu otentik, lain dari yang lain. Saya pikir saya akan ingat kamu!”

Ada banyak hal dalam reality show tersebut yang membuat saya belajar tentang manusia. Yang paling menyedihkan, ada seseorang yang benar-benar tidak bisa menyanyi dan saat menyanyi mengerikan. Saat keluar panggung dan tidak diterima, teman-temannya justru ikut marah. Juri ikut dimarahi dan berkata, “wah, mereka nggak tahu dia bisa nyanyi, dia the next American Idol!”

Alangkah nahasnya punya teman seperti ini. Mungkin mereka baik, ikut menginap bersama dan  mendampingi. Masalahnya, mereka tidak berani berkata kebenaran pada temannya: “kamu tidak punya talenta, lebih baik jangan pernah mencobanya.” Inilah reality show.

Dalam kehidupan nyata (real life), banyak orang tidak sadar bahwa ia dikelilingi orang-orang yang tidak akan membawanya ke mana-mana. Ini terjadi hampir di setiap episode dan kebanyakan mereka masih sangat muda, berusia 20 tahunan dan dikelilingi orang-orang yang salah.

Jika tidak mengganti teman, hidup mereka tidak akan beranjak jauh sampai kapanpun karena teman-teman mereka percaya pada mimpi palsu yang tidak akan menjadi kenyataan.

Pada Tuhan dan firmanNya menjamah hidup, kita lahir baru (born again) atau mengalami pembaharuan pribadi (personal renewal). Akibatnya, pembaharuan hubungan mau tak mau terjadi. Jika sungguh-sungguh belajar mengenal Tuhan, yang terjadi setelah personal renewal adalah relationship renewalatau pembaharuan hubungan.

Apakah Anda mengalami bahwa setelah sungguh-sungguh mengenal Tuhan, teman pun berubah?

Tidak bisa tidak. Teman pasti berubah kecuali kita munafik atau hanya memasang topeng tanpa sungguh-sungguh belajar mengenal Tuhan. Jika sungguh-sungguh belajar mengenal Tuhan, pasti ada perubahan susunan teman dalam hidup kita. Yang terjadi secara vertikal berakibat pada horizontal.

My invest in a wise relationship is prove that I deserved a deeper relationship with God (Robb Thomson). Keinginan saya untuk berinvestasi dalam sebuah hubungan yang bijaksana merupakan bukti bahwa saya menginginkan hubungan yang dalam dengan Tuhan.

Hubungan yang dalam dengan Tuhan akan membawa perubahan dalam hubungan kita terhadap sesama. Saya temukan beberapa teman yang dulunya sering hang-out bersama tak lagi berada di sekitar saya. Saya masih berteman namun tidak bergaul dengan mereka. Hanya setahun sekali bertemu. Mereka masih kenal saya namun tak berada dalam lingkaran kecuali mereka ikut berubah.

Setelah pembaharuan hubungan, yang terjadi adalah pembaharuan tujuan hidup. Kita menemukan tujuan hidup yang sesungguhnya. Yang mengikuti pembaharuan tujuan hidup adalah pembaharuan tatanan atau struktur kehidupan. Prioritas dalam kehidupan kita mulai berubah karena gaya hidup berubah. Apa yang tadinya menjadi prioritas tidak lagi menjadi prioritas dan sebaliknya.

Setelah itu, barulah terjadi pembaharuan lingkungan: lingkungan sekitar berubah kerena kita.

Jadi urutannya adalah pembaharuan pribadi, pembaharuan hubungan, pembaharuan tujuan hidup, pembaharuan tatanan atau struktur kehidupan, dan pembaharuan lingkungan. Setiap orang ingin mengubah dunia tapi tidak akan berhasil tanpa mengubah hidup terlebih dulu. Kita tidak mungkin mengubah dunia tanpa mengubah hubungan yang ada di sekitar kita.  

Markus 2:1-12 (Orang lumpuh disembuhkan)
(1) Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
(2) Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,
(3) ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.
(4) Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.
(5) Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
(6) Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:
(7) Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?
(8) Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
(9) Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?
(10) Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:
(11) Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!
(12) Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

Orang seringkali memandang kisah ini sebagai kisah mukjizat: orang lumpuh dapat disembuhkan Tuhan. Ini tidak salah, namun yang perlu diingat adalah ada hal-hal yang mengawali terjadinya mukjizat yakni kisah pertemanan orang lumpuh tersebut dengan teman-temannya. Pertemanan ini membuka jalan bagi orang lumpuh untuk bertemu Yesus dan mukjizat.

Banyak orang menyampaikan betapa hebatnya mukjizat. Namun mukjizat tidak akan pernah terjadi jika tak diawali pertemanan orang lumpuh ini dengan empat temannya. Ada pertemanan yang membuka jalan bagi kita untuk bertemu mukjizat.

Dalam hidup ini ada orang-orang yang kita kenal berpotensi membawa kita bertemu dengan mukjizat. Sebaliknya, mungkin saat ini ada teman-teman yang menghalangi mukjizat. Tuhan tak dapat memberi mukjizat karena teman-teman yang salah di sekeliling kita. Ini amat penting kita pahami.

Melihat ragam karakter dalam reality show seperti American Idol yang penuh dengan anak-anak muda, jelas bahwa mereka tidak pernah diajar bagaimana caranya membina hubungan dengan benar sehingga dikelilingi orang-orang yang percaya pada mimpi palsu.

Orang lumpuh dalam kisah ini mengelilingi dirinya dengan teman-teman yang positif. Hasil hidupnya pun positif. Jika dikelilingi orang-orang yang tidak benar, hidup kita tak mungkin menghasilkan hal-hal yang benar.

Jika sibuk mencari teman-teman yang benar dan bergaul dengan mereka, kita tidak akan punya waktu untuk bergaul dengan teman-teman yang salah.

Tak mudah bagi saya untuk menyampaikan kebenaran tiap minggu namun masih ada orang yang tidak dapat menerima kebenaran, bahkan marah-marah: “dia enak, ngomong doang!”

Banyak orang tidak senang dengan Simon Cowell namun ia banyak dicari orang. Tidak mungkin adaAmerican Idol tanpanya. Saya kaget melihat kenyataan walau Simon dibenci banyak orang, ia juga dicintai banyak orang karena berani mengatakan yang sebenarnya.

Apa saja yang ada di sekitar kita berbicara soal hubungan. Mike yang saya gunakan saat ini mahal dan dia boleh sombong dirinya mahal namun tanpa kabel, ia tak dapat berbuat banyak, bahkan tak dapat menemukan tujuan hidupnya. Kabel pun sama, tak ada artinya tanpa mike apalagi jika ia sombong.

Saat kabel dan mike bertemu, hasilnya powerfull. Namun mereka masih perlu bertemu dengan speaker, mixer, listrik, dan sebagainya. Semua bekerjasama menghasilkan sesuatu yang sangat luar biasa. Sendirian tak dapat berbuat apa-apa. Kabel dan kabel harus bertemu dengan tepat, tidak bisa salah. Jika bertemu dengan tepat, yang terjadi adalah sinergi.

Sinergi adalah interaksi atau kerjasama antara dua atau lebih organisasi/badan/perorangan yang menghasilkan sesuatu yang lebih besar daripada jumlah usaha mereka masing-masing. Alkitab bicara soal sinergi.

Ulangan 32:30
Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat membuat lari sepuluh ribu orang, kalau tidak gunung batu mereka telah menjual mereka, dan TUHAN telah menyerahkan mereka!

Pengkhotbah 4:12
Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.

Satu benang mudah kita putuskan. Ambil tiga benang dan lilitkan satu sama lain, tak mudah untuk memutuskannya. Inilah sinergi. Itu pentingnya kita berhubungan dengan orang-orang benar. Ini tidak berbicara mengenai suka atau tidak. Mungkin satu sama lain tak suka karena berasal dari dua latar belakang yang berbeda namun menjadi sangat luar biasa saat mereka bersatu.

Masing-masing tak dapat menemukan tujuan hidupnya sampai mereka bertemu. Itu sebabnya pembaharuan hubungan akan mengikuti pembaharuan tujuan hidup. Hubungan perlu diperbaiki dulu baru tujuan hidup ditemukan.

Jika sendirian, saya tak dapat berbuat banyak. Saat bergabung dengan Sidney, Jose, Johnny, banyak hal yang dapat kami lakukan. Demikian pula dengan bisnis, pernikahan, dan seterusnya.

Pernikahan adalah bentuk sinergi yang  paling kecil. Saya sendirian tak dapat berbuat banyak sampai bertemu isteri saya. Isteri saya tak dapat berbuat banyak. Saat kami bertemu dan bersinergi,boom! Ada sesuatu yang luar biasa besar terjadi.

Itu sebabnya mengapa iblis paling membenci sinergi. Mereka paling membenci persatuan. Iblis paling membenci pernikahan karena dia tahu jika berdua, ada banyak hal dapat dilakukan. Tapi jika jika hanya sendiri-sendiri, mereka tak dapat berbuat banyak.

Meski demikian, tak mudah membangun sinergi. Sinergi menuntut kedewasaan dan kerendahan hati untuk berkata, “saya tidak bisa berbuat apa-apa kalau sendiri. Maukah kamu menolong saya?” Sinergi juga tak bisa terjadi jika hanya mementingkan diri sendiri.

Yang iblis perlu lakukan untuk merusak sebuah kesatuan sangat mudah: cukup teteskan benih kesombongan dalam diri seseorang dalam kelompok tersebut. Yang terjadi adalah perpecahan. Saat pecah, tidak ada lagi sesuatu yang powerfull yang dapat diproduksi.

“Ini usahaku, kok tidak terima komisi? Ini lagu ciptaan saya, kok tidak ada credit tittle-nya?” Kemudian mereka mengambil keputusan untuk keluar. “Gue keluar! Gue pengen liat kalau nggak ada gue mereka akan jadi apa!” Hanya satu tetes kesombongan, sinergi pun tak lagi terjadi.

Amsal 18:1
Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan.

Ini identik dengan orang yang melepaskan diri dari sinergi dan memilih menyendiri. Ia akan mudah meledak marah. Sepertinya tidak ada sesuatu yang baik yang muncul.

Kembali pada orang lumpuh, kelumpuhan membatasi orang ini untuk beraktivitas fisik namun tak menghalanginya untuk membina sebuah pesahabatan. Pada dasarnya, orang lumpuh ini masih dapat melihat, berbicara, dan mendengar. Persahabatan yang dijalin orang lumpuh ini sangat luar biasa sebab ia tak kenal sekedar berteman.

Teman-temannya adalah orang yang beriman pada Yesus dan punya komitmen sangat tinggi melihat orang lumpuh ini mampu mengatasi kelumpuhannya. Tapi mereka bukan hanya berkomitmen. Dewasa ini banyak yang berkomitmen namun saat diminta, tak ada realisasi yang muncul sama sekali. Sebaliknya, teman-teman si lumpuh mau berbuat ekstra.

Mereka membongkar atap dan seterusnya.  Mereka mengatasi semua rintangan yang menghalangi temannya bertemu dengan mukjizat. Luar biasa. Kalau menemukan teman seperti ini, pelihara baik-baik karena akan cukup jarang kita temukan. Sinergi terjadi dengan satu syarat: harus menjaga diri masing-masing. Jika ada satu pihak tak menjaga diri, semua selesai. Sinergi tak dapat terjadi.

Saat kita bertemu dengan batas kapasitas, teman-teman akan membawa kita bertemu dengan mukjizat. Tuhan memakai hubungan untuk membawa kita melewati batas kemampuan kita.
Pertanyaannya, bagaimana kita mendapat teman-teman seperti ini? Kita harus mengerti the law of attraction atau hukum tarik-menarik.

We attend to attract who we are, but we are attracted to who we want to be (A.R. Bernard). Kita cenderung menarik orang yang seperti kita. Itu sebabnya firman Tuhan berkata, “orang bijak bergaul dengan orang bijak. Barangsiapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak.”

Bagaimana caranya menarik orang yang positif atau beriman? Kita harus jadi positif lebih dulu. Jika negatif, kita tidak akan menarik orang positif mendekat namun akan menarik orang yang juga negatif. Jika penuh dengan mengasihi diri dan sakit hati, kita pun akan menarik orang yang sakit hati mendekat. Pada akhirnya, semua berpulang pada diri sendiri: orang seperti apakah kita?

Perkataan membentuk dunia kita. Your words create your world. Perkataan seperti apa yang kira-kira dilontarkan si lumpuh sehingga empat temannya mau habis-habisan membantunya?

Jika saya lumpuh dan kemudian berkata, “hadoooohhh, kenapa sih gw kayak gini? Hadoohhh! Ah, Tuhan nggak sayang sama gue. Tuhan cuma sayang sama lu orang! Adduuhhh... nasib, nasib! Kenapa aku hidup? Kenapa nggak mati?”

Atau kalau orang lumpuh tersebut terus marah-marah, kira-kira orang seperti apa yang akan mendekat? Apakah ada orang yang betah mendengar semua keluhannya? Yang paling betah mendengarnya mungkin hanya orang-orang yang senasib. Kira-kira, apa yang membuat seseorang mau berkorban demi orang lumpuh ini?

“Gue percaya suatu hari gue bisa jalan! Gue percaya bahwa dalam Tuhan ada pengharapan. Gue percaya bilur-bilurNya menyembuhkan gue dari sakit penyakit. Kalau jalan nanti, gue nggak akan malas kayak lu orang tapi kerja mati-matian!”

Yang keluar dari mulut si lumpuh adalah semua yang positif sehingga teman-temannya sangat tertarik untuk menolongnya. Teman-temannya merasa jarang sekali mereka bertemu dengan orang lumpuh yang memiliki iman luar biasa seperti ini.

Jangan hanya menyalahkan Tuhan, gereja, keadaan, krisis, dan seterusnya. Lihatlah diri kita terlebih dulu karena perkataan membentuk dunia kita. Perkataan apa yang keluar dari mulut kita sehingga kita sangat menarik untuk dijadikan teman dan ditolong sedemikian rupa?

Apa yang keluar dari mulut seseorang adalah hasil dari apa yang masuk melalui mata dan telinganya. Jika yang keluar dari mulutnya adalah positif, berarti apa yang ia lihat dan dengar adalah hal-hal positif. Jika yang keluar dari mulutnya adalah negatif, berarti apa yang ia lihat dan dengar adalah hal-hal yang negatif.

Yohanes 5:1-7
(1) Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.
(2) Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
(3) dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
(4) Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.
(5) Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
(6) Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
(7) Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."

Itu sebabnya relationship sangat penting. Kira-kira, apa yang sering keluar dari mulut orang ini sehingga tidak ada orang yang mau membantunya sama sekali? Memang benar pada akhirnya ia ditolong Tuhan namun setelah 38 tahun. Banyak waktu yang terbuang. Saat itu, dia sudah tua. Namun jika punya omongan yang benar, mungkin ia sudah keluar dari situ sejak lama.

Who do you attract? Siapa orang yang kita tarik dalam hidup? Ini sangat penting. Perhatikan sikap kita dan perhatikan apa yang sering keluar dari mulut kita. Tanyakan pada diri sendiri: kira-kira dengan sikap dan omongan seperti ini, orang seperti apa yang saya tarik? Kita akan kaget menemukan kenyataan bahwa masalah terbesarnya adalah diri kita sendiri.

Credit : Ishak Surya

0 komentar :

Posting Komentar