Speak it Out
Bacaan: 1 Timotius 4:1-16
-
Gue enggak berani kasih nasihat, soalnya gue sendiri juga enggak sempurna. So, mendingan gue diem daripada kelak enggak bisa ngejalanin apa yang gue ucapin. Ada orang-orang yang punya prinsip seperti itu, akibatnya dia enggak pernah berani mengutarakan apa yang benar. Kalo prinsip seperti itu dipegang, sayalah orang yang paling enggak berani untuk menulis. Saya enggak akan pernah jadi penulis renungan karena kelak saya akan dituntut kalo gagal melakukan apa yang pernah saya tuliskan. So, kalo semua orang berprinsip seperti itu, kebenaran enggak akan pernah dinyatakan.
Girls, saya sendiri sadar bahwa saya bukanlah orang yang sudah sempurna. Saya sendiri juga punya perjuangan dan pergumulan hidup. Tapi kita enggak boleh bungkam membiarkan kesalahan terjadi dan menolerir dosa dalam kehidupan kita. Sama seperti kita juga enggak boleh jadi orang munafik yang cuma pinter ngomong (ato nulis) tapi enggak melakukan apa yang kita sampaikan. Kebenaran harus kita nyatakan.
Memang ada kalanya apa yang pernah kita sampaikan / nasihatkan kepada orang lain, akan berbalik menuntut diri kita sendiri. Namun itulah dahsyatnya kekuatan Firman Allah yang mampu menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibr. 4:12) Jujur saja bukan sekali dua kali saya sendiri ditegur, diuji, dikuatkan dan diberkati lewat tulisan maupun perkataan yang pernah saya ucapkan sendiri.
Jadi, enggak perlu bungkam karena takut diuji. Kita menyampaikan kebenaran Firman Allah bukan agar dipandang rohani, kan? Kita juga tidak menyampaikan kebenaran supaya kita dihormati atau dianggap lebih tahu dari orang lain. Kita menyampaikan kebenaran karena kita mengetahui kebenaran dan hidup kita pun telah dimerdekakannya. Kita menyampaikan kebenaran supaya orang lain tidak tersesat melainkan selamat. Ya, memang kita yang berbicara akan dituntut lebih banyak, namun karunia dan tanggung jawab yang telah Tuhan berikan pun harus kita pertanggung jawabkan. Maka, enggak perlu takut mengucapkan kebenaran!
0 komentar :
Posting Komentar