Mimpi Besar
Bacaan: Kejadian 37:1-11
Bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya.- Kejadian 37:5
Awas, pembunuh-pembunuh mimpi ada di sekitar Anda! Ia bukan seorang dengan wajah seram dan menakutkan. Hanya saja perkataannya perlu kita waspadai. Banyak orang menjadi takut bermimpi setelah bertemu dengannya. Ciri-cirinya? Perkataan yang selalu negatif! Selalu berkata tak mungkin, tak akan bisa, itu hal mustahil, ah itu seperti mimpi di siang bolong, cita-cita yang tak realistis dan masih banyak lagi kata-kata penghancur mimpi yang bisa kita dengar.
Seperti H.M Warner, pendiri Warner Bross Pictures yang merajai dunia perfilman pernah berkata seperti ini pada tahun 1927, "Siapa yang ingin mendengarkan para aktor berbicara?" Perlu diketahu bahwa pada saat itu film memang hanya tayangan visual saja sementara tak ada suara sama sekali, film bisu. Tapi bagaimana kenyataan sekarang ini?
Robert Milikan, pemenang hadiah Nobel dalam bidang Fisika tahun 1923 berkata, "Tak ada kemungkinan orang dapat menarik kekuatan dari atom." Namun bukankah kekuatan atom diakui sebagai kekuatan yang paling dahsyat? Tanya saja kepada Nagasaki dan Hiroshima yang pernah merasakannya.
Mimpi Wright bersaudara hampir-hampir saja mati karena ucapannya ayahnya sendiri yang adalah seorang uskup. Ayahnya berkata, "Manusia tak mungkin bisa terbang, kalau manusia bisa terbang tentu Tuhan akan menciptakan sayap bagi manusia." Tapi bagaimana kenyataannya sekarang? Bukankah manusia bisa berseliweran lintas negara bahkan lintas benua dengan waktu yang singkat karena bisa "terbang"? Ah, untung saja Wright bersaudara tetap mempertahankan mimpinya dan menciptakan pesawat terbang.
Jangan takut bermimpi, sebab hal-hal besar yang ada sekarang ini selalu berawal dari sebuah mimpi. Bukankah tahta Yusuf menjadi penguasa di Mesir berawal sebuah mimpi sederhana? Tuhan kita progresif, kreatif dan inovatif. Seharusnya karakteristik Tuhan itu juga ada dalam kehidupan kita. Lalu bagaimana kita bisa jadi orang Kristen yang progresif, kreatif dan inovatif kalau untuk bermimpi saja kita takut? Mulailah bermimpi dan libatkan Tuhan dalam setiap mimpi. Saya terkesan dengan pernyataan John Mason dalam bukunya yang berjudul An Enemy Called Average ( musuh yang disebut rata-rata ), "Selalu libatkan dirimu dalam sesuatu yang lebih besar dari dirimu, karena di sanalah Allah berada."
0 komentar :
Posting Komentar