Kebersamaan
Bacaan: Yohanes 17:20-23
Supaya mereka semua menjadi satu ... - Yohanes 17:21
Sebuah tim yang bertabur pemain bintang belum tentu menjadi juara. Anda tidak percaya? Tanyalah kepada Real Madrid, sebuah tim sepak bola yang sedang terpuruk di Liga Champion (kejuaraan paling bergengsi dalam dunia sepak bola) meski memiliki segudang pemain bintang yang harganya sangat mahal. Sebut saja Zinedine Zidane, Luis Figo, Roberto Carlos atau David Beckham yang sangat populer itu. Mereka rata-rata telah mengkoleksi prestasi yang sangat luar biasa dan mereka adalah pemain-pemain mahal saat ini. Lalu mengapa sebuah tim dengan pemain sehebat itu justru sedang terpuruk dalam kekalahan demi kekalahan bahkan harus pulang lebih awal di pentas kejuaraan sepak bola paling bergengsi? Jawabannya sangat simpel, hilangnya kebersamaan, sebaliknya setiap pemain menunjukkan sikap egoisnya di lapangan, mungkin karena merasa sebagai pemain bintang.
Kita bisa memetik pelajaran sederhana dari kegagalan Real Madrid ini. Saat kebersamaan hilang, maka sebuah tim tak lagi menjadi efektif, sebaliknya kekuatan tim itu akan terpecah-pecah. Hampir dalam segala bidang kehidupan membutuhkan kebersamaan dan selama kebersamaan ada maka tujuan yang ditetapkan lebih mudah untuk dicapai. Jika keluarga kita dalam kebersamaan, maka masalah dalam keluarga bisa diatasi dengan lebih mudah. Jika dalam sebuah tim kerja ada kebersamaan, maka produktifitas kerja akan jauh lebih efektif. Lebih-lebih jika kebersamaan ini ada dalam gereja Tuhan, tentu gereja Tuhan akan semakin mudah menghadirkan Kristus secara nyata di tengah-tengah dunia ini, karena dunia akan melihat Kristus saat kita sebagai gerejanya menjadi satu.
Bangun kebersamaan dan hilangkan sikap egoisme. Harus diakui bahwa musuh terbesar bagi kebersamaan adalah sikap egois. Saya bisa bayangkan seandainya setiap jemaat dan para pelayan-pelayan Tuhan tidak bersikap egois, tentu tidak akan terjadi keributan-keributan dalam gereja atau perpecahan di sana sini. Permusuhan yang terjadi dalam gereja selalu diawali dari sikap egois, mau menangnya sendiri dan sikap yang selalu mementingkan diri sendiri. Harusnya kita sadar bahwa saatnya kita menjadi dewasa dan meninggalkan sifat kita yang kekanak-kanakan dengan membangun kebersamaan dan menghilangkan sikap egoisme. Jika ini terjadi, kita segera akan melihat hasil yang sangat luar biasa dari sebuah kebersamaan. Selamat membangun kebersamaan! Selamat tinggal egoisme!
Buatlah kegiatan yang bisa membuat kebersamaan baik di keluarga, di lingkungan pekerjaan, maupun di gereja.
0 komentar :
Posting Komentar